“Saya saluuut sama kerja keras anak-anak dan teamnya. Juga sama team pembinanya yg ok banget”. Kata-kata ini meluncur spontan dari Ummu Musleh, 1 dari 3 wakil Forum Orangtua Siswa SMAIT Insantama yg datang menengok kegiatan ini bahkan ikut napak tilas rute observasi lingkungan desa yg ditempuh para siswa.
Ya. Kegiatan home stay di desa dan mengobservasi permasalahan-permasalahan yg biasanya ada di program KKN (Kuliah Kerja Nyata) sudah biasa terdengar di dunia perkuliahan. Namun bagaimana jika kegiatan itu dilakukan oleh siswa SMA? Kegiatan yg biasanya berlangsung sebulan bahkan berbulan-bulan hanya dijalani selama 3 hari oleh 49 orang siswa-siswi kelas 11 SMAIT Insantama Bogor. (Quick back mission. Ini angkatan pertama, angkatan yg sering kami sebut sebagai angkatan percobaan... hehehe). Kegiatan itu berlangsung pada hari Senin sampai Rabu, tanggal 10-12 0ktober 2011 lalu di desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Desa ini dipilih karena saat itu situasi dan kondisinya terkategori sebagai desa yg belum maju. Semoga hari ini sudah berubah menjadi lebih maju. Insya Allah.
Seperti biasa, kami menjalaninya dengan cara yg berbeda, unik, namun mendidik dan pastinya ada unsur lelahnya... hehehe. Setelah pada tahun sebelumnya kami melakukan LDK2 (Latihan Dasar Kepemimpinan 2) dengan berjalan kaki dari Bogor ke Cianjur sejauh 95 km, kali ini pun agak serupa. Untuk menjalani kegiatan lanjutan yaitu LKMM (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Menengah) di desa tujuan, kami kembali melakukan jalan kaki. Jalan kaki lagi? Ya! (Sejak itulah, sekolah kami juga dikenal sebagai sekolahnya para pejalan kaki). Walaupun jarak yg ditempuh lebih pendek yaitu hanya 10 km, namun medan yg kami hadapi lebih berat dan ekstrim. Ditambah lagi, kami tidak melakukan persiapan fisik sama sekali. Selama perjalanan menuju lokasi banyak terdapat banyak tanjakan terjal yg panjang. Ini karena desa Cibitung Kulon memang berada di dataran yg cukup tinggi. Namun karena dikelilingi pemandangan khas desa yg begitu asri dengan sawah-sawah dan pemandangan indah lainnya, tenaga yg telah terkuras habis dapat sedikit terbayar.
Setelah 3 jam melakukan perjalanan yg amat melelahkan ini, akhirnya kami sampai juga di desa tujuan. Lelah pasti, tapi kami selalu disemangati sedemikian rupa. Semua pembina kami juga ikut berjalan bersama kami. Lelah bersama, haus bersama, lapar bersama, semangat juga tetap bersama. Kami disambut oleh Sekertaris Desa yg mewakili Kepala Desa di balai desa setempat. Lalu kami beristirahat sejenak di 3 rumah yg akan kami tinggali selama 3 hari 2 malam, yaitu kediaman keluarga Ust Muhidin sebagai tokoh masyarakat di desa tersebut dan madrasah Beliau khusus untuk peserta dan Pembina ikhwan.
Istirahat tak boleh lama. Pemimpin itu memang hanya boleh istirahat sejenak sekedar melepas lelah. Karena pada pukul 14.30 WIB, kami kembali berjalan kaki untuk melakukan observasi keliling Desa Cibitung Kulon. Tempat pertama yg dituju adalah Kantor Desa. Di sana diajak melihat data yg menggambarkan keadaan Desa Cibitung Kulon yg terbagi menjadi delapan RW (Rukun Warga). (Pesan kuatnya, pemimpin itu memang harus bisa membaca data sekunder sebelum melakukan observasi lapangan sebagai bagian untuk mengkonfirmasi data itu. Data memang sesuatu yg penting sebagai basis pengambilan keputusan. Kami yg masih semuda ini sudah dilatih untuk itu! Alhamdulillah). Berpegang pada data itu, kami memulai kembali berjalan mengelilingi desa hingga pukul 17.30 WIB. Sungguh hari yg padat merayap. Tetap semangat!
Malamnya kami berkumpul kembali. Kami ber-49 orang siswa dibagi menjadi 8 kelompok sesuai jumlah RW untuk mencari data sebagai bahan analisis SWOT (Strength Weakness Oportunity Threat) yg ilmunya telah diajarkan sebelumnya oleh pembina kami dalam Workshop Pembekalan Praktis Manajemen Strategis beberapa hari sebelumnya. Kami jadi merasa seperti konsultan sungguhan nih!
Esok harinya, 8 kelompok tersebut disebar ke 8 RW berbeda untuk melakukan wawancara, pengamatan, serta survey. Waktu yg hanya sehari, yaitu sejak pukul 07.00 sampai 16.00 ternyata cukup bagi kami untuk mengetahui apa sebenarnya permasalahan yg ada di desa Cibitung Kulon yg kebanyakan para penduduknya berprofesi sebagai petani ini. Setelah rehat magrib, peserta kembali berkumpul pada pukul 20.00 WIB untuk melakukan validasi data yg sudah didapat melalui wawancara dengan warga Desa Cibitung Kulon. Masing-masing kelompok mempunyai cerita berbeda tentang warga desa yg diwawancarainya. Kami berdiskusi melakukan validasi data, merumuskan permasalahan inti dan kemudian memberikan rekomendasi solusi sekaligus menyusun presentasi yg harus dilakukan esok pagi. Namun kali ini kami harus melakukan persiapan lebih, karena presentasi di depan para warga di balai desa harus dilakukan dengan bahasa Sunda berhubung kebanyakan warga berkomunikasi dengan bahasa daerah tersebut. Bahasa Sunda?! Protes kami. Harus bisa!! Jawab Pembina Kami. Begitulah. Siap memimpin tapi harus siap juga dipimpin! Tentunya, para siswa Boarding School yg berasal dari berbagai daerah ini agak kesulitan. Namun para siswa yg berasal dari Jawa Barat dapat mengatasinya dengan baik.
Namun, itu baru satu masalah yg berhasil kami selesaikan. Ada kejutan lagi buat kami. Dan itu diberikan mendadak alias spontan! Malam ini juga kami diminta mendatangkan satu sosok ahli yg akan didaulat untuk memberi pengarahan terhadap perangkat desa dan warga terkait rekomendasi solusi yg ditawarkan. Yap, hanya dalam 1 malam kami harus bisa mengontak dan mendapatkan sosok itu! Dan jam dinding di madrasah sudah menunjukkan pk 21.00. itu artinya waktu efektif mengontak sosok ahli itu tinggal 1 atau maksimal 2 jam lagi! Hadapi atau hindari? Seperti biasa pilihan kami hanya satu, HADAPI !!! Semangat !!!
Hari terakhir pun tiba. Sebelum kami melakukan presentasi hasil analisis di balai desa, kami melakukan refreshing sejenak. Kami terjun ke empang kecil milik Ust Muhidin dan menangkap ikan dengan tangan kosong. Kami dibagi dalam 2 kelompok : siswa pria dan wanita secara berurutan. Saat para siswa wanita masuk empang, maka dalam radius 100 m tidak diperkenankan ada laki-laki di sekitar itu. Termasuk pembina ikhwan. Ini untuk menjaga dari pemandangan yg tidak diperbolehkan! Kegiatan tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kami setelah kemarin, tenaga dan fikiran kami terkuras oleh kegiatan survey berkeliling desa. Meski refreshing, namun tetap ada hikmahnya. Kami harus tetap menjaga kebugaran fisik dan konsentrasi tinggi dengan cara menangkap ikan tangan kosong. Ikan yg berhasil kami tangkap akan menjadi menu utama makan siang. Kalau gak dapat ya gigit jari... Hehehe. Kami juga mendapat hikmah lebih ternyata tulang ikan yg tersisa juga mengilhami seorang pakar manajemen Jepang, Dr. Ishikawa untuk menjadikannya sebagai tool bagi pengambilan keputusan dengan nama Diagram Ishikawa atau Diagram Tulang Ikan. Subhanallah, semua tak ada yg sia-sia.
(Nah, game refreshing ini, selanjutnya dihapuskan, karena sesuai dengan hasil survey para pembina, ternyata kami diperlukan untuk berbagi dengan para siswa SD di desa LKMM. Kami didaulat menjadi guru dalam 1 jam dengan tugas khusus mengajarkan dan memotivasi adik-adik disana agar bisa merajut mimpi besar sejak dini. Allahu Akbar !!! Lantas kemana game ini? Tenang... Game ini akhirnya dialihkan menjadi bagian dari training Team Building bagi siswa kelas 10 yg dilakukan setelah LDK 2 usai. Pokoknya, sekolah memberikan semua yg diperlukan untuk menjadi seorang leader kepada semua siswa tanpa kecuali!)
Setelah membersihkan diri di sungai terdekat dan mandi, kami pun menuju balai desa untuk melakukan kegiatan puncak dari acara ini. Disana masyarakat desa telah menunggu untuk mendengarkan hasil analisis masalah yg telah kami rumuskan. Presentasi bahasa Sunda oleh tiga siswa yg dipilih Azizatussyifa, M. Fatih Sholahuddin, dan Nu’man Nugraha disampaikan dengan sangat baik. Meski kadang terselip kata-kata keliru yg mengundang gelak tawa, suasana forum tampak segar ditingkahi antusiasme warga dan siswa lain yg juga hadir di sana. Maklumlah... Hehehe. Dan yg membanggakan kami semua adalah, “Presentasi hasil analisis yg kalian berikan 95% tepat, Bapak Kepala Desa pasti akan tersentuh mendengarnya.” ujar Kaur Pembangunan Desa yg mewakili kepala desa yg kembali tak bisa hadir.
Selain memberikan rumusan permasalahan, presentasi hasil analisis tersebut juga memberikan solusi-solusi strategis dan fungsional bagi permasalahan yg ada di desa. Masya Allah. Kami pun baru menyadari betapa dahsyatnya potensi kami setelah mempraktekkan ilmu yg kami dapatkan. Ditambah lagi, atas izin dan pertolongan Allah, kami berhasil menyelipkan pesan dakwah dalam presentasi tersebut yg langsung disambut dengan anggukan semua hadirin. Alhamdulillah ya Allah.
Presentasi yg memukau itu menutup serangkaian acara LKMM tahun ini. Para peserta LKMM pun bersiap meninggalkan desa tempat kami berdiam 3 hari ini. Sebelumnya, masakan ikan bakar hasil tangkapan telah menunggu di kediaman Ust. Muhidin. Setelah makan dan membereskan seluruh barang bawaan. Kami pun berpamitan dan kembali ke sekolah. Sungguh, selama di sana, kami hidup seperti layaknya warga desa dengan makanan khas desa yg hmmmm... sangat lezat. Makanan dan penerimaan yg mengingatkan kami pada hangatnya penerimaaan dan lezatnya makanan saat di desa LDK2 di pedalaman Cianjur. Jazakallah khairan Ustadz atas semua penerimaan ini. Moga keberkahan selalu ada pada kehidupan Ustadz dan keluarga. Aamiin.
Kami kembali ke sekolah dengan membawa pesan penting dari Beliau bahwa apa yg telah kami lakukan di desa itu amatlah berarti. Tidak hanya membantu warga desa untuk mengetahui situasi dan kondisi desa, kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yg dihadapi beserta rekomendasi tindak lanjutnya. Namun lebih dari itu, warga disadarkan bahwa selama ini ternyata kita jauh dari Islam. Jauh dari keberkahan hidup. Adanya kemaksiatan yg terjadi menunjukkan hal ini. Ini adalah dakwah yg sangat menggugah yg disampaikan oleh kami yg masih muda-muda ini. Beliau sangat terharu atas kedatangan kami ini. Sungguh ini sangat membantu Beliau dalam mendakwahkan Islam di desa itu.
(Di tahun ketiga penyelenggaraan LKMM, yayasan membuat kebijakan untuk memperluas cakupan wilayah yg bisa didatangi hingga maksimal di wilayah Jawa Barat, tidak hanya di Bogor. Karena memang faktanya masih banyak desa yg memerlukan bantuan untuk self assessment bagi pembangunan mereka.)
Alhamdulillah, kegiatan ini ternyata selalu mendapat sambutan dan apresiasi hangat dari stakeholder desa dan pihak terkait lainnya. Bahkan, sejak 3 tahun yg lalu, adik-adik kelas kami mendapat sertifikat sebagai Konsultan Remaja Bagi Pembangunan Desa. Masya Allah. Maju terus adik-adik!
Setelah menyelesaikan kegiatan LKMM, kami masih harus menghadapi kegiatan lanjutan pada tahun ketiga sekolah kami. Kegiatan yg disebut LKMA (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Akhir) ini menuntut para siswa untuk membuat proposal dan melakukan fundraising untuk berangkat ke Malaysia. Di Malaysia, serangkaian kegiatan latihan kepemimpinan dan managemen pun telah menunggu untuk dijalani para siswa angkatan pertama SMAIT Insantama ini tahun depan. Alhamdulillah…luarbiasa…Allahu akbar!!!
Nah adik-adik, sama seperti pesan kemarin, kegambar kan seperti apa kalian dibina di sekolah ini. Ya persis seperti 4 kalimat motivaksi yg selalu diulang-ulang pada kalian tiap tahun, tiap bulan, tiap minggu bahkan tiap hari. Dari Mimpi Besar, Pemimpin Sejati, Dilarang Mengeluh dan Nikmati Prosesnya. Semua dibuat sedemikian rupa untuk kalian. Karena itu, jadikan kegiatan BDR atau Belajar di Rumah ini sebagai tahapan pendidikan dan pembinaan berikutnya. Kawah candradimuka lainnya selain sekolah! Terpadu, terintegrasi. Agar kalian unggul tsaqofahnya, kuat syakhsiyyahnya dan mumpuni ilmu kehidupannya. Karena Umat nyata-nyata menunggu Kalian. Kalianlah masa depan mereka. Jadi, Hadapi atau hindari ? Hadapi !!!
Pesan Cinta dari Allah Swt :
1. Kita mesti paham bagaimana sikap dan respon timbal balik dari Anandas agar pendidikan di sekolah dan di rumah bisa serasi sejalan satu frekuensi.
2. Anandas mesti paham bahwa kami benar-benar sangat diharapkan oleh umat.
(Surat Dari Alumni Insantama Edisi 29 April 2020)
Yuk Sekolah Di Rumah !
(Surat Dari Alumni Insantama Edisi 29 April 2020)
Yuk Sekolah Di Rumah !
14 Hari Ke-4 Bersama Ummi dan Abi
Suplemen Pendamping
Membersamai Anandas Para Juara dan Calon Pemimpin
Hari Ke-45,
Ayo, Jadikan Ramadhan Ini Ramadhan Terbaik Kita ...
1. Memahamkan Kembali bahwa doa dan cita-cita tertinggi Orangtua dan Guru serta harapan Umat adalah Anandas Menjadi Anak Sholih dan Sholihah Pemimpin Umat di Masa Depan.
Salma Fadhilah, SP
Alumni Berprestasi IPB (2018),
Alumni LKMA Pertama Go to Malaysia SMAIT Insantama (2012),
Alumni SDIT, SMPIT dan SMAIT Insantama Angkatan Pertama)
dengan penyesuaian oleh bapak Muhammad Karebet Widjajakusuma
((sebelumnya di tulis dengan judul LKMM: KKN ala anak SMA pada 15 Oktober 2011. Tulisan asli tersedia pada link https://salmafadhilah.blogspot.com/2011/10/lkmm-kkn-ala-anak-sma.html))
Komentar
Posting Komentar
Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)