#DaysInJapan: Fujiko Fujio Museum of Doraemon

(Udah hampir dua bulan sejak pulang, but some posts about Japan are still remain in my drafts. Just want to finish what i'm started, so this is one of it. )


Doraemon. Tanpa penjelasan lebih lanjut dibelakangnya, semua orang pasti langsung kebayang sama robot kucing bulet berwarna biru yang nggak punya kuping karena digigit tikus, lengkap sama kantong ajaibnya yang bisa ngeluarin banyak benda benda ajaib pula. Yap, kartun ini yang menemani masa kecil kita, khususnya anak-anak jaman 90an di Indonesia dengan jadwal tayangnya jam 8 pagi setiap hari minggu. Huaaa kangen nggak sih sama doraemon ini?


Nah, di tempat asalnya di Jepang, ada Fujiko F Fujio Museum yang majang banyak hal tentang karya-karya Fujiko F Fujio terutama Doraemon. Sebenarnya masih banyak lagi karya Fujiko F Fujio lainnya yang dipajang di museum ini, tapi karena karya beliau yang paling terkenal adalah Doraemon jadi museum ini lebih dikenal dengan Museum Doraemon. 

Dan karena kebetulan nggak terlalu jauh sama tempat tinggal waktu disana dan tiket yang nggak terlalu mahal (/gak semahal ke disney land atau universal studio /gak mampu bos), akhirnya kita berkesempatan buat main main kesana.


Fujiko F Fujio Museum berada di prefektur Kanagawa, tepatnya Kawasaki. Untuk menuju ke Fujiko F Fujio Museum ini, pemberhentian stasiun kereta terdekat adalah di Stasiun Noborito di Jalur Nambu milik kereta JR. Nama stasiunnya yang mirip-mirip sama nama Nobita ini bikin eyecatching (atau earcatching?) banget dan gampang diinget. Selain itu, suara musik pengumuman kereta nya (suara ituloh yang ada kalo mau pengumuman kereta masuk jalur lalala /abaikan /susah jelasinnya) juga agak mirip-mirip sama lagu Doraemon. Entah lebay atau cuma perasaan, baru sampe ke stasiunnya aja udah agak kerasa gitu aura-aura Doraemonnya.

Dari stasiun Noborito, kita bisa langsung jalan kaki ke Museumnya. Keluar stasiun, kita bakalan langsung di kasih sign-sign kok harus belok kemana aja kalo mau menuju kesana. Plus ada juga peta yang nunjukin arahnya sesaat setelah keluar stasiun.

 petanya bahasa jepang, ok.

sampe di depan museumnya, ada bis doraemonnya yang parkir di depan.

Oh iya, tike ke Museum Fujiko F Fujio ini bisa kita beli di convenient store/minimarket Lawson seharga 1000 yen (116.000 rupiah kalo kurs 116). Katanya sih tiketnya cepet banget abis, so gaboleh beli mepet-mepet. Setelah sampe di museumnya, tiket pembayaran kita di lawson bakal dituker sama satu buah leflet yang isinya peta dan penjelasan singkat, satu buat tiket benerannya, dan satu buah tiket masuk teathernya buat nonton short movie. 

tiketnya (abaikan watermark yang kebalik di atas)

Di dalem gedung museum, kebanyakan areanya nggak boleh difoto. Disana banyak artwork-artwork aslinya Fujiko F Fujio yang asli, masih pake pensil, ato sketsa sketsa kasar dari karya-karyanya. Selain doraemon, banyak yang nggak kenal sih, karena ternyata karyanya Pak Fujio ini banyak banget. Paling yang banyak kita kenal selain Doraemon itu P-Man sama Ninja Hattori. Selain display yang standar gitu (dipigurain dan ditempel di dinding), ada juga yang pake hologram-hologram, dan animasi. Ada juga replika studio tempat Pak Fujio gambar komik, lengkap sama alat-alat gambarnya.

Oh iya, pas di pintu masuk, kita bakal dipinjemin alat interpretasi gitu, yang kalo kita pencet angka sesuai yang tertera di artwork, nanti bakalan keluar suara penjelasannya. Bahasanya juga kita bisa request mau bahasa Jepang atau Inggris.

di salah satu tempat yang boleh difoto.
/maap blur.

/kenapa blur semua :(

Selain itu, sebelum keluar, ada area baca-baca komik gitu. Komiknya pasti bahasa jepang sih ya jadi skip aja. Tapi ruangannya lucu banget sih



mainan display

Nah, setelah keluar dari gedung, baru deh kita bisa bebas foto-foto.

Salah satu yang unik adalah patung Giant versi ganteng yang keluar dari sumur. Wkwk gangerti juga apa filosofinya. Tapi, sebelum foto, kita harus ngantri panjaaang dulu,dan setelah sampe giliran, kita harus mompa tuas yang ada di sampingnya sampe Giant nya keluar dari sumur. Dia nggak bakalan lama-lama diatas dan bakal turun ke air lagi, makanya kita harus cepet-cepet foto dan gaboleh kebanyakan gaya wkwk. Mungkin biar kita nggak lama-lama fotonya kali ya.


Dorraemon yang jadi batu.

ini si P-Man sama monyetnya (/lupa namanya)

Doramiii (with Anie the cute Malaysian girl)

/nah ini kartun apa ya gatau namanya
/main foto aja

tempat mainnya nobita

pintu kemana saja.

ngantrinya buat fotonya guys, liat.

Oh iya, di dalem museum ini juga ada cafe nya yang nyuguhin makanan-makanan lucu ala-ala doraemon, dorayaki doraemon, juga ada roti pinter nya yang ada tulisan rumus-rumus. Juga ada souvenir shop yang jual mainan-mainan, oleh-oleh, dan yang paling unik ada bando baling-baling bambu! 

Diluar ekspektasi, ternyata tempatnya ini lumayan kecil sih. Spot fotonya pun nggak terlalu banyak. Tapi karena emang namanya museum, so lebih fokus di barang-barang yang dipajang di gedungnya. Karena judulnya emang Fujiko F Fujio Museum, bukan Doraemon Museum, kalo lebih banyak tau tentang karya nya Pak Fujio kayaknya bakal lebih enjoy dan menghayati setiap sudutnya. But overall seru sih, dan jadi tempat yang recommended buat dikunjungin kalo ke Jepang. 

Regards,
SF

Komentar

  1. Ku ga dapet tiket yg bneran..cuma dpt yg buat nonton

    BalasHapus
  2. Ku ga dapet tiket yg bneran..cuma dpt yg buat nonton

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oooalah,
      Kayaknya itu cuma waktu itu aja deh soalnya di tiketnya ada kayak tulisan 'anniversary ticket lalala gituu

      Hapus
  3. I like the place, it's very beautiful
    thank you for the meaning, very helpful
    Next

    BalasHapus

Posting Komentar

Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)

Postingan Populer

Agar di Kampus Tak Sekadar Kuliah

Hari ‘Kemerdekaan’ Hati

[Book Review] Student Traveler by Kak Annisa Potter