#DaysInJapan: Yang Khas di Pergantian Tahun

Jepang terkenal dengan tradisinya yang sangat kental. Hampir setiap yang dilakukan dalam hidup mereka pasti punya filosofi tradisional yang sangat dalam, termasuk juga buat momen pergantian tahunnya. Di momen pergantian tahun, mulai dari makanan, dekorasi, sampe aktivitas kayak pergi ke kuil pertama atau matahari terbit pertama semua ada artinya. Di modul mata kuliah Japanese Language & Culture di kampus aja, hal-hal yang khas dalam pergantian tahun dijelasin dalam 16 halaman.

Dan melewati momen pergantian tahun 2016 ke 2017 di negara ini membuat saya berkesempatan buat merasakan pengalaman beberapa dari poin-poin yang khas itu.

bahan contekan

Seperti lebaran, momen pergantian tahun di Jepang juga jadi waktu buat mereka pulang ke kampung halaman masing-masing. Salah satu teman kami, Akane, memberi kesempatan kita buat ngerasain gimana tahun baru di rumah keluarga Jepang, dan ikut dia pulang kampung dari Tokyo ke Yokohama (walaupun Yokohama juga nggak bisa dibilang kampung) sehari sebelum tahun baru, yaitu tanggal 31 Desember. Di rumah Akane juga, kita bisa ngerasain beberapa makanan khas tahun-baru yaitu: Osechi-ryori dan Toshikoshi-soba

Bersama Hosaka Family di meja 1
(Photo credit: Akane)

Meja 2
(Photo credit: Akane)

Osechi-ryori


(Photo credit: Mila)

Osechi-ryori adalah makanan spesial tahun baru yang disajikan dalam box kotak dari kayu atau plastik. Osechi literally berarti tahun baru dan ryori berarti makanan. Ibu rumah tangga Jepang, biasanya menyiapkan makanan ini dan menaruhnya di dalam box pada tanggal 31 Desember, sehingga nggak perlu lagi memasak pada hari tahun baru. (Tapi setelah membantu mama Akane nyiapin Osechi-ryori ini, kotaknya langsung kosong lagi abis kita makan wk).

Isi dari Osechi-ryori ini bermacam-macam dan katanya kebiasaanya berbeda di setiap daerah. Tapi yang selalu sama, Osechi-ryori ini punya arti untuk memohon kesehatan, kebahagiaan, dan panen yang baik pada tahun berikutnya.


Toshikoshi-soba

(Photo credit: Anie)

Makanan khas lain di tahun baru adalah Toshikoshi-soba (bukcwheat noodle) yang dimakan pada malam tahun baru atau biasa disebut Omisoka. Memakan soba di malam tahun baru berarti berdoa untuk kepanjangan umur, seperti panjangnya mi soba ini. Filosofi ini mungkin udah common dan juga di lakukan pada saat ulang tahun.


Selain makanan, ada juga kegiatan khas tahun baru yang dilakukan orang-orang Jepang yaitu; 

Hatsu-mode
  

festival pergantian tahun di Okunitama Shrine, Fuchu Tokyo

sama sensei dan buddies 
(photo credit: angga)


Pulang dari rumah Akane, kita langsung cus menuju salah satu kuil besar di kota kita yaitu Okunitama Shrine untuk melihat orang-orang melakukan Hatsu-mode. Hatsu-mode berarti kunjungan pertama ke kuil yang dilakukan pada tahun itu. So, di saat-saat menuju pergantian tahun, kuil-kuil bakal dipenuhi sama orang. Biasanya juga ada festival yang menjual macem-macem makanan kayak takoyaki dan permen apel. Menuju detik-detik countdown, orang-orang mulai baris di depan kuil untuk melakukan doa pertama. Karena banyaknya orang, barisannya memanjang sampai ujung jalan menuju jalan raya dan memenuhi jalan ditengah festival. Mungkin itu kenapa jalan di depan kuil biasanya panjang sebelum sampai ke kuilnya itu sendiri.

Saat waktu menunjukan pukul 00:00, gong dibunyikan 108 kali untuk menghilangkan keburukan-keburukan yang ada dan orang-orang mulai melakukan doa pertamanya secara bergantian untuk memohon kebahagiaan di tahun berikutnya. Ada juga aktivitas mengambil fortune sheet atau Omikuji yang bakal nunjukin gimana nasib kita setahun kedepan.


Imperial Palace Open

lautan manusia

Selama sepanjang tahun, Imperial Palace yang berada di Chiyoda, Tokyo ditutup untuk umum dan dibuka hanya 2 hari, akhir desember dan tanggal 2 Januari. Pada saat itu, warga jepang berbondong-bondong datang ke imperial palace dan melihat keluarga Emperor. Dalam hari itu, dibuka 5 term untuk warga memasuki imperial palace. Saat itu Emperor dan keluarganya akan menampakkan diri dan memberikan speech singkat dan mengucapkan selamat tahun baru. 

Buat masuk ke imperial palace, kita harus ngantri dan melewati 2 kali cek yaitu cek barang bawaan dan cek badan, setelah itu kita baru bisa masuk. Temen yang datang pagi butuh waktu 1 setengah jam untuk masuk ke dalam, sedangkan kita yang ngejar term ke 4 cuma butuh 30 menit untuk masuk. Tapi memang crowded banget dan banyak banget orang. Padahal kita cuma liat dari jauh Emperor speech dalam ruangan berkaca selama 5 menit, dan kita harus melambaik2kan bendera yang dibagikan di pintu masuk. Persis waktu ada presiden lewat pas sd lah ya...

(Photo credit: Jasper)

jauh bener


Itu dia pengalaman merasakan hal-hal yang khas di momen pergantian tahun ala Jepang. Agak sedikit telat karena udah lewat seminggu, tapi nggak papa lah ya... 

Thanks for reading,
And have a nice year ahead!

Komentar

Postingan Populer

Agar di Kampus Tak Sekadar Kuliah

Hari ‘Kemerdekaan’ Hati

[Book Review] Student Traveler by Kak Annisa Potter