Answering 'Why' Questions [Blogging Edition]



Why i keep writing things in english?

Kemarin ada yang bilang,
"wah kak, udah lama nggak baca blog kakak; dari dulu masih bahasa indonesia sampe sekarang udah bahasa inggris aja."
Lol, no. Sebenernya bukan gimana gimana, alesan nge-post dengan bahasa inggris cuma karena akhir-akhir ini lagi banyak dapet tugas nulis report dengan bahasa inggris. Kebanyakan dari report-report itu kebetulan juga hasil fieldtrip yang isinya cerita ngapain aja, ato tempatnya gimana, plus kesimpulan atau analisis dsb dsb nya. So, report-report itu jadi uploadable, tentunya setelah diedit dan mungkin dihilangkan bagian njelimet-njelimet kayak analisisnya. Daripada nyeritain ulang lagi dari awal pake bahasa indonesia buat ditaro di blog, mending langsung upload aja yang ada.

Jadi, alesan sebenernya adalah: males.



Sadar sih, bahasa inggrisnya juga gak yang bener-bener amat (bahkan belum dalam tahap belum bagus-bagus amat, tapi belum bener-bener amat) alias masih salah-salah. Grammar masih kacau, vocab juga itu-itu aja kayak di buku cerita anak sd. Bisa dibilang, bahasa inggris seadanya buat bikin report. So, yah belum pede bikin blog yang bener-bener full pake bahasa inggris. Gitu.

Why i keep mumbling the random things?

Kalo blog-blog lain biasanya punya segmen pasar nya sendiri (bahasa apa ini segmen pasar) kayak misalnya beauty, travelling, atau review buku; blog ini kayaknya isinya random yang se random-randomnya. Gak jelas. Jalan-jalan diupdate, ada buku bagus update, pengen curhat update, sampe segala tugas-tugas pun ikut diupdate. Kenapa?

Hmm, mungkin karena blog ini masih dalam tahap blog pribadi yang isinya suka-suka yang nulis.

Pengen sih, kayak, bikin blog yang serius, yang punya 'misi' gitu. Fokus. Misalnya blog yang isinya segala tentang arsitektur lanskap (keyword yang paling bikin orang nyasar ke sini). Ngapain aja kuliahnya, atau seenggaknya hal-hal kecil sehari-hari yang berhubungan juga sama arsitektur lanskap. Info-infonya juga bakal bener-bener ngebantu orang yang tepat. Bermanfaat gitu. Gak kaya sekarang, isinya kayak es campur, gajelas ngomong apa...

Tapi kayaknya kalo cuma nulis tentang satu hal yang spesifik, gak kuat juga kayaknya. That's why, kenapa blog ini akhirnya isinya bener-bener random. Kalo nggak gitu, bakal banyak yang gak ketulis, banyak yang menuh-menuhin otak, terus jadi pusing sendiri.

"Segitunya kah?"

Why i keep blogging?

Menjawab sub pertanyaan di pertanyaan sebelumnya, jawabannya; iya.

Dari dulu orangnya nggak bisa banyak omong, nggak bisa banyak curhat, nggak bisa banyak cerita bahkan sama orang-orang terdekat. Rasanya lebih nyaman nulis aja daripada ngomong, lebih bisa bebas, rasanya lebih terstruktur dan pikiran-pikiran lebih keluar dengan teratur. Bahan-bahan ceritaan, pikiran-pikiran random, atau info yang pengen di share ke orang dan berseliweran di otak akhirnya berakhir dengan tersalurkan lewat tulisan.

Suatu hari ada seseorang yang kontak dan pengen nanya-nanya tentang arl lewat telfon. Berkali-kali telfon, berkali-kali sms minta angkat, dan semuanya berakhir jadi missed calls. Selain alasannya kebetulan anak ini agak nggak sopan dengan telfon diatas jam yang wajar (kalo nggak salah jam 11 malem), plus nggak melakukan perkenalan dengan proper, sebenernya udah bilang juga kalo pertanyaan-pertanyaan dia kebanyakan sudah pernah ditulis disini. Atau kalo ada yang bener-bener belum dijawab, bisa juga sms kok, nggak harus telfon juga kan. Dan yang paling penting, rasanya nggak bakal bisa ngasih informasi yang jelas dengan ngomong lewat telfon, plus ke orang yang nggak dikenal. Yang ada, nanti bete sendiri karena cuma dijawab sama "hmm", "iya", atau "nggak". Segitunya emang.

Ya agak lebay plus jahat sih... tapi mungkin kalo keadaanya normal, kenalan dulu yang bener, nggak maksa, nggak jam 11 malem, dan lagi mood juga mungkin diangkat. Wk. Ya contoh aja sih, segimana nggak sukanya ngomong dan lebih suka nulis. Itu juga kenapa makanya blog ini masih ada, dan masih terus muncul postingan demi postingannya. So ya, inilah cara saya 'berbicara'.

Terakhir,
sebenernya siapa yang nanya pertanyaan-pertanyaan di atas?

Nggak ada. Semua cuma kepikiran aja dan minta 'dikeluarin'.




Thanks for reading!

Salma Fadhilah

Komentar

Postingan Populer

Agar di Kampus Tak Sekadar Kuliah

Hari ‘Kemerdekaan’ Hati

[Book Review] Student Traveler by Kak Annisa Potter