#DaysInJapan: The Golden Flower


Saya sangat tertarik dengan berbagai macam bunga-bungaan, khususnya yang yang memiliki bau harum. Walaupun kemampuan mengingat spesies tanaman saya kurang, namun draft proposal penelitian terakhir yang saya susun hingga presentasikan kemarin pun masih berhubungan dengan tanaman yang punya wangi-wangian alias berfungsi aromatheraphy. Setelah pernah menulis tentang cherry blossom atau sakura di post yang ini, dan hydrangea alias ajisai (walaupun dalam bentuk cerpen) di post yang satu lagi, sekarang saya mau cerita tentang salah satu bunga khas jepang lainnya yaitu golden flower atau kinmokusei. 

Tadi pagi, setelah ngobrol mengenai dosen pembimbing dengan salah satu sensei, beliau menanyakan tentang bagaimana kita sebagai mahasiswa negara tropis yang notabene cuma mengalami dua musim merasakan perubahan musim yang terjadi di jepang ini, khususnya yang terjadi sekarang yaitu dari summer (natsu) ke autumn (aki); tentang udara yang semakin dingin, dan salah satunya juga tentang kesempatan merasakan aroma bunga ini yang ikut bersama angin.

"Have you ever feel that? The smell of sweet from the flower called kinmokusei, the golden flower? Its a good opportunity for you to experience that. Its ussually happen in september, this month."

Dan ketika kebetulan harus pulang sendirian dari kampus ke kosan tadi siang, saya bertekad untuk ngebolang mencari si golden flower itu sampai dapat karena penasaran, seperti apa sih wujudnya?

Baru berjalan beberapa meter dari asrama internasional kampus, bahkan belum keluar dari kompleknya, saya merasa mencium wangi-wangi manis mirip peach di sekitar saya. Saya juga teringat kalo sempat mencium wangi-wangi serupa ketika field trip kemarin di salah satu temple di Ueno. Setelah celingak-celinguk dan mengendus sana-sini, akhirnya  saya menemukan tersangka utama penghasil wangi tersebut yaitu pohon ini:

di belakang asrama internasional

Dengan tajuk pohon yang berbentuk kubah dan tinggi yang masih masuk dalam kategori tanaman perdu (ea ea keluar teori leskepnya), pohon yang saya asumsikan sebagai pohon kinmokusei ini terlihat cantik. Warna daunnya masih hijau, namun penuh dengan bunga yang tumbuh berumpun berwarna oranye mendekati emas. Jadi, nggak heran kalo bunga ini disebut sebagai bunga emas atau golden flower.

Jalan beberapa meter kemudian, saya sudah menemukan beberapa pohon tersebut lagi lengkap dengan wangi manisnya di salah satu taman, kemudian beberapa lagi di pinggir jalan, dan akhirnya sederetan pohon di apartemen sebelah tempat saya stay:

di apart sebelah

dari samping

Sampai di rumah, saya buka google untuk mencari apa nama sebenarnya dari bunga ini. Ditambah lagi, setelah berpikir keras mengingat kata-kata sensei di kantor tadi, saya tetap lupa apa namanya dalam bahasa jepang. Lalu setelah menggunakan berbagai macam keyword, akhirnya saya sampai ke page wikipedia yang ini:

Osmanthus fragrans (lit. "fragrant osmanthus"; Chinese桂花guìhuā, and 木樨mùxīCantonese Yalegwai3 fa1Japanese木犀mokuseiHindiसिलंगsilang), variously known as sweet osmanthussweet olivetea olive, and fragrant olive, is a species native to Asia from the Himalayas through southern China (GuizhouSichuanYunnan) to Taiwan and southern Japan and southeast Asia as far south as Cambodia and Thailand. It is the "city flower" of the cities of HangzhouSuzhouGuilin in China and is the "town tree" of the town of YoshitomiFukuoka Prefecture in Japan.

It is an evergreen shrub or small tree growing to 3–12 m tall. The leaves are 7–15 cm long and 2.6–5 cm broad, with an entire or finely toothed margin. The flowers are white, pale yellow, yellow, or orange-yellow, small (1 cm long), with a four-lobed corolla 5 mm diameter, and have a strong fragrance; they are produced in small clusters in the late summer and autumn. The fruit is a purple-black drupe 10–15 mm long containing a single hard-shelledseed; it is mature in the spring about six months after flowering.

It is cultivated as an ornamental plant in gardens in Asia, Europe, North America, and elsewhere in the world for its deliciously fragrant flowers which carry the scent of ripe peaches or apricots. A number of cultivars have been selected for garden use, with varying flower colors. Within Japan, the white- and orange-blossoming subspecies are distinguished asginmokusei (銀木犀lit. "silver osmanthus") and kinmokusei (金木犀lit. "gold osmanthus"), respectively.

Penjelasannya yang sesuai dan foto yang ditampilkan di page wikipedia itu pun akhirnya bikin saya yakin. And totally right, this is the golden flower:

 image source: en.wikipedia.org

detail bunganya
image source: www.fragrantica.com

ada juga yang warnanya kuning dan putih
(image source: www.ebay.com)

Ternyata bunga ini masuk kedalam famili Olaceae, yaitu sejenis zaitun dan lilac. Di beberapa tempat, bunga ini juga digunakan sebagai tambahan untuk teh dan minuman lainnya sebagai penambah aroma. Biasanya bunga yang di ekstrak untuk tambahan teh tersebut hanya berasal dari bunga yang berwarna emas/oranye, bukan kuning atau putih. Hal ini karena varietas yang berwarna emas memiliki zat karotenoid yang memberi warna cerah serta aroma yang tinggi. 

Oh iya, saking wanginya, bunga ini juga dijadikan sebagai bahan baku dari parfum. Pengen rasanya tadi siang saya petik satu rumpun aja buat saya taruh di kamar. Tapi karena saya nggak tau gimana aturannya di Jepang tentang petik memetik bunga di pinggir jalan, plus malu juga kalo ada orang liat; so cuma bisa menikmati aja aroma peachy dari bunga ini selama sisa waktu awal autumn kalo lagi di luar rumah.

Nggak papa lah yaa walaupun nggak bisa ketemu sakura di spring...
Listed as the next favorite flower!


Read other post about #DaysInJapan here

Komentar

  1. Waaah, samaaa sangat interest sm yg namanya bungaa🌸🌸🌼 nice post salma^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)

Postingan Populer

Agar di Kampus Tak Sekadar Kuliah

Hari ‘Kemerdekaan’ Hati

[Book Review] Student Traveler by Kak Annisa Potter