Singkat cerita, seperti yang udah diceritain di post sebelumnya, akhirnya tanggal 6 september 2016 kemarin saya harus berangkat ke Jepang untuk menjalani program student exchange selama 6 bulan. Setelah dilepas sama segerombolan temen-temen kelas yang dateng ke rumah, akhirnya saya berangkat ke bandara dan terbang pukul 9.30 malam dari Cengkareng.
Singkat ceritanya lagi, unfortunately, flight saya adalah flight yang nggak langsung ke Tokyo alias harus transit dulu di Kuala Lumpur. Setelah terbang selama 3 jam, saya harus transit selama 15 jam di KLIA dan baru terbang esok harinya ke Tokyo selama 7 jam. Karena sampai di Haneda jam 11 malam, ditambah dengan pihak kampus yang baru bisa jemput pukul 9 pagi harinya, alhasil perjalanan saya terasa seperti makan waktu 2 hari 2 malam. Maklum, namanya juga low cost airlines.
Singkat ceritanya lagi, unfortunately, flight saya adalah flight yang nggak langsung ke Tokyo alias harus transit dulu di Kuala Lumpur. Setelah terbang selama 3 jam, saya harus transit selama 15 jam di KLIA dan baru terbang esok harinya ke Tokyo selama 7 jam. Karena sampai di Haneda jam 11 malam, ditambah dengan pihak kampus yang baru bisa jemput pukul 9 pagi harinya, alhasil perjalanan saya terasa seperti makan waktu 2 hari 2 malam. Maklum, namanya juga low cost airlines.
Karena harus menunggu selama 10 jam lagi di bandara sampe dijemput, plus udah capek tidur di pesawat, kita akhirnya memutuskan buat jalan-jalan di Haneda Airport. Setelah keluar dari arrival gate di lantai 2, kita naik ke lantai 3 dan tadaaa~ this is what we saw:
actually this is the picture i took in the next morning but yeah it is.
(ok agak backlight)
Lantai 3 yang merupakan typical departure lobby keliatan kontras banget dengan lantai atasnya yang bener-bener 'gonjreng-gonjreng' (naon sal) dengan 'lalampuan' (naon sal eh) apalagi waktu malem. Dan dengan bawa-bawa satu trolly penuh barang akhirnya naik lah kita keatas sana.
EDO KOJI
Seperti tertulis di lift, lantai 4 adalah area Edo Koji. Edo adalah salah satu zaman kuno Jepang, dan koji berarti display. So, lantai ini merupakan area yang men-display bentuk-bentuk bangunan kuno jepang beserta aksesorisnya. Sebenernya lantai ini banyak berisi restoran-restoran dan tempat perbelanjaan lain seperti isi bandara kebanyakan. Tapi di Edo Koji semua di kemas dalam bangunan-bangunan bergaya khas Jepang 'tempoe doeloe'. Sayangnya karena udah tengah malem, semua toko-tokonya tutup dan banyak orang-orang seperti kita (re: yang terlantar) tidur di depan-depan bangunannnya. But its tidy, because emang disediain dipan-dipan tempat orang istirahat.
Seperti tertulis di lift, lantai 4 adalah area Edo Koji. Edo adalah salah satu zaman kuno Jepang, dan koji berarti display. So, lantai ini merupakan area yang men-display bentuk-bentuk bangunan kuno jepang beserta aksesorisnya. Sebenernya lantai ini banyak berisi restoran-restoran dan tempat perbelanjaan lain seperti isi bandara kebanyakan. Tapi di Edo Koji semua di kemas dalam bangunan-bangunan bergaya khas Jepang 'tempoe doeloe'. Sayangnya karena udah tengah malem, semua toko-tokonya tutup dan banyak orang-orang seperti kita (re: yang terlantar) tidur di depan-depan bangunannnya. But its tidy, because emang disediain dipan-dipan tempat orang istirahat.
satu jalan kanan kiri penuh sama bunga dan gantung-gantungan beginian (gatau apa namanya)
cantiiiiik
narsis dulu pake timer
ada juga deng yang masih buka
banyak bangku dan banyak orang tidur kita tetep gadapet lapak
ada display snack-snack khas jepang yang bikin ngiler. cuma bisa liat dari kaca :(
TOKYO POP TOWN
Naik ke lantai 5, yang tertulis sebagai Tokyo Pop Town, ada area terbuka yang suasananya masih matching sama lantai bawahnya plus lorong-lorong berisi toko-toko souvenir khas Jepang. Bedanya, mungkin karena yang toko-toko di lantai ini lebih modern dan bergaya pop (kayak misal toko yang penuh souvenir Hello Kitty), so lantai ini dibilang Tokyo Pop Town.
satu dinding penuh kartu dengan tulisan yang bacaannya asdfghjklwioxcvbnm
(re: gabisa bacanya karena bahasa jepang)
payung-payung plus orang tidur
disananya ada jembatan yang cantik gitu ngarah ke lantai bawahnya,
miring banget kalo trolly gak di rem bisa ngacir
lampu lampu
ada satu lorong gambar pesawat-pesawatan gitu, ada juga miniatur-miniatur pesawat di kacanya
(narsis dulu pake trolly minjem)
ini baru masuk ke Tokyo Pop Town
OBSERVATORY DECK
Nah masih di lantai yang sama dengan Tokyo Pop Town, kita bisa keluar dan ngeliat pesawat-pesawat yang terbang lewat observatory deck. Disini juga banyaaak banget kursi-kursi panjang. Haneda ini kayaknya concern banget sama orang-orang yang terpaksa stay agak lama di sini, soalnya banyak banget kursi panjang buat istirahat. Sayangnya, abis ujan jadi pada basah.
buat 'ngeker'-nya bayar 100 yen (apa berapa gitu lupa)
vending machine. wkwk norak
Banyak banget fotonya wkwk maap.
Sooo, setelah capek bawa trolly 30an kilo muter-muter dan ngantuk, sekitar jam 3 pagi kita akhirnya tidur di depan Yoshinoya di bangku-bangku buat makannya which is beneran kursi makan dan gaenak buat tidur tapi kita tidur aja soalnya beneran gadapet lapak. Setelah beberapa jam tidur, besok paginya kita siap-siap nunggu yang bakal jemput buat akhirnya pergi dari Haneda Airport.
What can i conclude is, Haneda Airport ini bener-bener port masuk Jepang yang langsung ngasih experience buat kita ngerasa bener-bener ada di Jepang sesaat setelah sampe. Banyak banget spot buat foto (teteup), belanja, atau makan (eits tapi hati hati yaaa), plus banyak juga tempat buat istirahat buat yang capek. So, kalo ada yang berkesempatan buat terbang dari atau ke Haneda Airport jangan lupa muter-muter ya!
Segitu aja, thanks for reading!
Read more post about #DaysInJapan here
Ini sih bikin iri amat... hehehe... keren, sempet nemu yg seru2 gini di haneda airport...
BalasHapusLebih tepatnya kenorakan di bandara yaa hehehe...
Hapus