Alhazen The Physicist

tugas PAI minggu kemarin, kelas p.07 disuruh bikin paper tentang ilmuwan muslim. biar gak ngendep doang di laptop padahal buatnya pake begadangan -soalnya pake sistem sks :p-, jadi di share disini aja yaa! dan berhubung lagi suka sama dunia per-lensa-an, so here is it~ 
 walaupun beberapa datanya juga di ramu dari internet, tapi semoga bermanfaat :))

 
Ilmuwan Muslim dan Ilmu Pengetahuan: Al-Haitsam sebagai Bapak Fisika Modern Penemu Prinsip Dasar Kamera
Salma Fadhilah (A44130063/ P.07)
 

Ummat muslim mungkin tidak tahu bahwa peletak dasar dan penemu kamera yang mereka pakai dengan mudahnya sekarang ditemukan oleh saudara mereka sendiri sesama muslim. Al-Haitsam, di barat dikenal dengan nama Alhazen, adalah bapak fisika modern yang diakui dunia karena meletakkan dasar-dasar optik mulai dari lensa mata, kamera, mikroskop, hingga teleskop. Kecemerlangan berfikirnya berkontribusi amat banyak bagi kemajuan ilmu pengetahuan dunia, sekaligus membuktikan bahwa Islam adalah agama yang mencerdaskan ummatnya dengan seruan untuk selalu haus akan ilmu. 

Al-Haitsam atau lengkapnya Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitsam lahir di Kota Basrah, Persia pada tahun 354 H atau tahun 965 M. Ia menempuh pendidikan pertamanya di tanah kelahirannya dan dikenal sebagai anak yang cerdas. Setelah dewasa dan bekerja di instansi pemerintah di Basrah, ia justru mengikuti rasa kecintaannya akan ilmu pengetahuan untuk menimba ilmu ke Ahwaz dan Baghdad. Kemudian, Al-Haitham berhasil menempuh pendidikan di Universitas al-Azhar di Mesir.

Al-Haitham merupakan ilmuwan yang sangat suka melakukan penelitian. Di laboratoriumnya yang sederhana namun lengkap di Kota Basra, Irak,  ia melakukan penelitian-penelitiannya. Dan hingga akhir hayatnya, ia telah sukses mengukir banyak pencapaian di bidang ilmu pengetahuan, diantaranya:

- Menjadi seorang polymath (ahli dalam beberapa bidang ilmu) dalam sains (fisika), falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat; beberapa diantaranya secara otodidak.

- Dihargai sebagai ilmuwan optika terbesar sepanjang abad, sejajar dengan Ptolemeus dan Witelo yang menjadi perintis ilmu optika dunia.

- Penetapannya terhadap sudut pandang dan sudut pantul, pembekokan cahaya dalam air dan kaca, serta berbagai posisi bayangan di atas cermin-cermin datar, cembung, cekung, dan bulatan berbentuk bola menjadi dasar-dasar pembuatan lensa kamera.

- Pada akhir abad ke-10 M berhasil membuat kamera obscura pertama kali di dunia.

- Penyelidikan mengenai cahaya, dan memberikan inspirasi kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.

- Menghasilkan tetapan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.

- Menemukan dasar teori yang telah digunakan oleh ilmuwan Itali untuk menghasilkan kaca pembesar yang pertama di dunia dengan percobaan terhadap kaca yang dibakar.

- Menemukan prinsip isi padu udara sebelum seorang ilmuwan yang bernama Trricella yang mengetahui perkara itu 500 tahun kemudian.

- Menemukan kewujudan tarikan gravitasi sebelum Issaac Newton merumuskannya.

- Teorinya telah membawa kepada penemuan film yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat kita lihat pada masa kini.

- Orang pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia.

- Menemukan sifat mata yang sebenarnya, bahwa benda akan terlihat karena ia memantulkan sinar kedalam mata. Mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Euclides dan ptolemaeus berabad sebelumnya, bahwa benda terlihat karena memancarkan cahaya.

- Orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya. Konon, dia telah menulis tak kurang dari 200 judul buku.

- Bukunya yang berjudul ”Kitabul Manadhir” telah memberi ilham bagi perkembangan ilmu optika, karena di buku ini teori optik pertama kali dijelaskan. Selama lebih dari 500 tahun, Al-Manadhir terus bertahan sebagai buku paling penting dalam ilmu optik. Pada 1572, karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul Opticae Thesaurus.

- Menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam, dan juga teori tentang berbagai macam fenomena fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelangi.

- Menulis buku lain mengenai cahaya dan telah diterjemahkan antara lain Light dan On Twilight Phenomena yang banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana.

- Dan banyak lagi.

“Bacalah dengan nama tuhan-Mu yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanMu yang Maha Mulia. Yang mengajar (cara menulis) dengan pena. Mengajarkan manusia apa saja yang belum diketahui” (Q.S. 96: 1-5)

Allah selalu mendorong di dalam firman-firmannya, termasuk ayat-ayat yang pertama turun tersebut,  agar kita selalu terus menggali ilmu pengetahuan. Tanpa ayat-ayat tersebut, pasti ilmuwan-ilmuwan muslim seperti Al-Haitsam tidak akan memulai untuk belajar dan akhirnya menemukan penemuan-penemuan.  
Semua itu terjadi di saat Islam sedang berjaya dan menjadi yang terdepan dalam ilmu pengetahuan. 

Namun saat ini, bukan berarti prestasi yang sama tidak bisa kita raih. Sebagai ummat Islam yang memiliki potensi, naluri, serta waktu dalam sehari yang sama dengan para ilmuwan muslim itu, seharusnya kita pun bisa memiliki kecemerlangan seperti mereka. Tinggal, kitalah yang harus memiliki semangat mencari ilmu yang sama dengan mereka; tanpa kenal lelah belajar dan meneliti demi berkontribusi dalam kemajuan teknologi dan pengetahuan dunia. Bismillah, Insya Allah.


Tinjauan Pustaka
-      http://engineeringtown.com/kids/index.php/penemu/86-abu-ali-al-hasan-ibnu-al-haitham (diakses 25 September 2013)
-      http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/05/09/ln8wbl-ilmuwan-muslim-ibnu-haitham-sang-penemu-ilmu-optik (diakses 25 September 2013)

(ditulis untuk paper mata kuliah Pendidikan Agama Islam Semester 1 TPB IPB, bab Islam dan Ilmu Pengetahuan)

Komentar

Postingan Populer

Sekilas Tentang Arsitektur Lanskap

#DaysInJapan: Totoro Forest