Pilih UKM Ini Karena...

assalamualaikum :)
mumpung wifi gedung A4 udah nyala lagi setelah mati karena kesamber petir, dan mumpung ga ada laporan, kuis, atau tugas yang harus dikumpulin besok, akhirnya saya gunakan waktu saya buat berkutat di depan laptop dan berselancar ria di dunia maya. tapi daripada nggak tau ngapain, searching gak jelas, atau (ehm) stalking gak guna, mendingan ngomongin sesuatu aja ya. lebih tepatnya sharing tentang pelajaran yang didapet dari orang-orang di sekitar saya sekarang. tenang kok, sharing pelajaran disini nggak berarti saya bakal share rumus kimia yang bikin mual-mual di lab tadi sore. hhhh, males banget dot kom -_-

beberapa minggu lalu saya ketemu perdana dengan keluarga baru plus partner-partner baru saya berjuang di tempat baru. di tengah-tengah obrolan perkenalan, saya tersadarkan gara-gara sebuah pertanyaan salah seorang uni saya waktu itu. pertanyaan yang nggak pernah kepikir jawabannya, yaitu apa alasan saya memilih UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa, kayak ekskul pas SMA) atau klub asrama yang akan saya ikutin kedepannya, yang open recruitmentnya emang lagi heboh buat mahasiswa baru.

lah tinggal jawab aja, toh apa susahnya?


jika jawaban saya, hobi.
apa pantas hanya hobi yang mendorong kita memilih?
passion? minat? bakat? atau bahkan iseng? lalu, apa lagi?

nggak ada salahnya kita milih UKM yang sesuai sama hobi kita, tentu islam bukan agama yang membelenggu kreativitas ummatnya kan? tapi setelah saya renungkan lagi, apa pantas itu dijadikan sebagai alasan utama padahal semua pilihan kita akan dimintai pertanggungjawaban?

kita semua pasti tau, dan udah hafal mati ayat tentang tujuan penciptaan manusia di dunia. kata Allah dalam Qur'an-Nya (Dzariyat:56), "Dan tidaklah kami menciptakan jin dan manusia, kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu," maka semua pilihan yang kita ambil didalam hidup, pasti harus ditujukan sebagai sarana beribadah kepadaNya. semua yang kita lakukan, sejak bangun tidur sampe tidur lagi harus berakhir kesana. kegiatan di dalam UKM-UKM itu nggak mungkin sedikit dan nggak memakan waktu kita. nggak mau kan, waktu kita yang terbatas ini sebagian habis terbuang tanpa menuai pahala bahkan cuma berakhir sia-sia?

bukannya saya mau dan memprovokasi buat pindah dan ganti pilihan UKM. sebenernya, yang bermasalah disini adalah niat awal kita kenapa bisa akhirnya memilih UKM itu. tapi setelah berhasil memperbaiki niat, nggak cuma pahala yang bisa kita dapet dalam setiap prosesnya. imbasnya, bisa berpengaruh kepada seberapa semangat dan kontribusi yang kita berikan di UKM tersebut, yang secara nggak langsung juga bakal (insya Allah) bermanfaat untuk ummat nantinya.

misalnya nih, saya pilih klub di bidang jurnalistik untuk saya ikuti. awalnya sih, karena cuma karena hobi, motivasi saya cuma untuk menyalurkan kesukaan saya di bidang itu, nggak ada dorongan lain. kalo saya lagi males, kalo nggak dateng di pertemuannya, toh yang rugi diri saya sendiri. tapi kalo niatnya untuk Allah, motivasi kita untuk belajar jurnalistik bisa bertambah. karena teringat ummat yang sedang menunggu di luar sana, kita bisa lebih bersemangat mendalami bidang jurnalistik agar bisa menyiarkan dan menyebarkan informasi yang bukan hanya dengan cara yang benar tapi juga berisi fakta yang benar, bukan seperti dunia pemberitaan saat ini yang dipenuhi kebohongan; misalnya. dan motivasi lain yang pastinya nggak kalah keren dan bikin kita serius dalam setiap kegiatannya.

dan ini berlaku buat semua bidang ilmu, karena semua ilmu pasti ada manfaatnya masing-masing. kecuali kalo milih UKM yang agak aneh, yang emang tujuannya buat seneng-seneng aja. hmmm, mending tinggalin deh daripada buang-buang waktu, ya kan?

obrolan sekilas tadi nyadarin saya tentang betapa pentingnya alasan dibalik pilihan, dan tentang besarnya tanggung jawab atas masing-masing pilihan yang telah kita ambil. mungkin prinsip ini nggak cuma bisa dikaitkan dalam hal pilih-memilih UKM, tapi di banyak sekali pilihan yang hingga saat ini telah kita ambil. termasuk juga, mungkin, program studi yang dipilih di universitas kita sekarang? apa alasan kita sudah tepat? niat kita sudah lurus? jika belum, masih ada waktu untuk memperbaiki niat!

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Qiyamah: 36) “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)

semoga bermanfaat buat yang baca, terutama untuk saya yang masih sering berfikir pendek saat memberi keputusan. thanks for reading, best regards!

salmafadhilah.

Komentar

Posting Komentar

Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)

Postingan Populer

Sekilas Tentang Arsitektur Lanskap

#DaysInJapan: Totoro Forest