Kedelai Naik, Konspirasi?

Image source: liputan6.com

Pasti pada punya tv kan di rumah? Berarti tau dong barang apa yang lagi heboh di beritakan karena harganya naik bulan ini? Yap kedelai, yang pasti juga diikuti sama naiknya harga hasil olahannya yaitu tahu dan tempe. Kok bisa sih, padahal tahu dan tempe kan identik sama makanan rakyat? Hmm, kalo dipikir-pikir sih di indonesia mana pernah ada yang harganya turun? Semuanya naik, mulai dari harga bahan pangan, sampe bahan bakar. Paling yang turun yaa cuma nilai tukar rupiah doang. Bener-bener miris.

Dampak langsung dari naiknya harga kedelai ini juga udah pasti heboh, dengan diberitakannya aksi mogok produksi para pengrajin tahu dan tempe di indonesia senin sampai rabu lalu (9-11/09/13). Para pengrajin ini mogok kerja karena mereka nggak sanggup buat beli kedelai sebagai bahan baku utama tahu dan tempe. Akibatnya, sekarang udah terhitung 114 ribu lebih pengrajin dengan 1,5 juta pekerjanya udah gulung tikar saking nggak sanggupnya. Ckckck

Nah, udah kebayang kan dampak selanjutnya apa? Selain banyak orang yang mendadak jadi pengangguran, pihak kedua yang dirugikan adalah masyarakat pengonsumsi tahu dan tempe. Kalo selama ini masyarakat bisa dapet pasokan protein yang terjangkau dari tahu dan tempe, sekarang darimana lagi mereka bisa memenuhi kebutuhan tubuh mereka akan protein?

Sebenernya, ngapain sih kita pusing-pusing ngobrolin tentang naiknya harga kedelai? Toh nggak ada pengaruhnya sama kita. Paling tahu tempe cuma naik 500 perak, nggak terlalu ngaruh lah. Kalo status kita sebagai mahasiswa yang notabene harus nge kos dan harus cari makan sendiri sampe nggak kebeli tuh tahu tempe, tinggal beralih aja ke bahan makanan lain? Simpel kan?

Duh, mana nih yang katanya mahasiswa? Mana yang katanya kritis? Kita sebagai mahasiswa, pasti juga ikut disorot karena kegagalan rencana swasembada pangan indonesia. (apalagi mahasiswa IPB -walaupun dia mahasiswa fakultas perikanan, atau kehutanan pasti juga bakal ikut kena imbas karena label mahasiswa Institut Pertanian yang melekat di diri masing-masing.) Padahal mahasiswa sangat diharapkan sebagai agen-agen perubah dan penggerak di masyarakat. Label mahasiswa rasanya agak nggak pantes disandang sama orang-orang yang cuma belajar dan belajar tanpa peduli sama sekitar. Karena di pundak setiap yang berlabel mahasiswa tersimpan beban yang nggak bisa dibilang enteng.

Nggak bisa dipungkiri, emang kita nggak kena imbasnya secara langsung. Tapi nggak pernahkah kita terpikir bagaimana nasib 1,5 juta orang tadi yang mendadak jadi pengangguran? Upahnya yang awalnya udah kecil dan cukup nggak cukup buat nge-biayain hidup keluarga, sekarang malah nggak -ada sama sekali. Gimana selanjutnya nasib mereka? Gimana nasib anak-anak mereka yang jumlahnya nggak cuma satu-dua?

Yang kebanyakan kita nggak tau nih yaa, sebenernya lonjakan harga kedelai akhir-akhir ini bukan cuma sekedar karena pasokan kedelai di sumber impor kita sudah menipis. Bukan karena iklim tropis indonesia yang nggak cocok untuk ditanami kedelai. Bukan juga hanya karena indonesia kakurangan lahan untuk bercocok tanam. Kenaikan harga kedelai saat ini penuh dengan konspirasi serta persekongkolan beberapa pihak. Konspirasi? Ya, konspirasi!

Dibalik semua itu, sebenarnya solusi-solusi sudah mulai dipecahkan. Seorang dosen IPB ternyata telah menemukan tempat yang cocok untuk menanam kedelai di Indonesia. Kedelai yang membutuhkan banyak sinar matahari plus air yang selalu mengalir, bisa dengan cocok ditanam di daerah pasang surut di pinggiran pantai indonesia. Pasti tahu juga bukan, kalau indonesia termasuk memiliki garis pantai terpanjang di dunia? Bahkan sistem tanam ini terbukti bisa menaikkan jumlah hasil panen beberapa kali lipat.

Masalah kekurangan lahan juga sebenarnya nggak ada dan cuma mengada-ngada. Menurut catatan, indonesia memiliki 7,2 juta lahan terlantar dan nggak produktif. Sebagian besar dari lahan itu juga layak untuk pertanian. Masih nggak percaya Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan? Tapi sayangnya, sekali lagi kabar-kabar baik ini ditutup rapat untuk tetap menguntungkan beberapa oknum.

Sebenernya, masalah utamanya adalah permainan yang terjadi 'di belakang'. Yang pasti bukan permainan petak umpet atau bola bekel, tapi permainan para perusahaan-perusahaan yang punya modal dalam menguasai persediaan kedelai yang beredar di pasaran. Dari 450 ribu ton kedelai yang diimpor ke indonesia, ternyata yang menjadi bagian Bulog untuk di distribusikan bebas ke pasaran cuma 4,4% dan sisanya dikuasain tiga perusahaan besar. Akibatnya, supply bener bener nggak sebanding dengan demand, dan naiklah harga kedelai dengan sukses sesuai skenario. Setelah menunggu keadaan hingga harga kedelai naik, barulah para pemilik perusahaan menjual kedelai tersebut tentunya dengan harga yang nggak sebanding dengan harga beli seharusnya ke pasaran. Untung banyaklah mereka, licik bukan?

Elit bermodal sekarang bahkan bisa dengan mudah ngilangin kekuatan pemerintah yang sebenarnya pun nggak bisa dibilang kuat. Pemerintah seakan tunduk pada para kapitalis dengan kekuatan materinya. Tentu masalah sistemik kayak gini nggak bisa diselesein dengan cara ‘mulai-dari-perbaiki-diri-sendiri-dulu’ seperti yang banyak orang jadikan jawaban. Di dalam agama-Nya yang sempurna, Allah udah mengatur solusi-solusi tepat untuk masalah ini. Tertulis dengan bener-bener jelas, bagaimana Allah melarang penimbunan makanan, permainan harga, juga penelantaran lahan, yang jika diterapkan, nggak bakal deh kejadian permasalahan kesediaan pangan sebagai barang primer bagi masyarakat.

Atas segala hal, Islam punya semua aturan yang bakal kita tau kalau kita mau belajar. Dan atas segala masalah, Islampun punya semua solusi jika kita mau mencari. Dan masalah kali ini, tentu nggak bisa diselesaikan tanpa adanya sistem yang berdasar pada aturan-aturan Islam tersebut. Tentunya dibawah negara yang sudah terbukti bisa menyelesaikan segala permasalahan manusia selama tiga belas abad, Islam dengan Khilafah Islamiyahnya, bukan dengan kapitalisme yang justru sukses menyengsarakan seluruh dunia dengan demokrasi-nya abad ini. To Islam we come back, with peace and joy we live.. [Salma Fadhilah]


Komentar

Posting Komentar

Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)

Postingan Populer

Agar di Kampus Tak Sekadar Kuliah

Hari ‘Kemerdekaan’ Hati

[Book Review] Student Traveler by Kak Annisa Potter