Latihan Kepemimpinan dan Managemen Tingkat Akhir (LKMA) 2012
‘Studi Kepemimpinan dan Managemen ke Malaysia’ lalu meninggalkan banyak
cerita yang tak habis dibahas satu persatu. Sejak tanggal 25 November
hingga 1 Desember 2012, 45 siswa angkatan pertama SMAIT Insantama
beserta 8 pembimbing menghabiskan hari-harinya di beberapa tempat di
Malaysia. Dari berbagai universitas ternama, masjid-masjid yang megah,
hingga beberapa tempat wisata yang indah mereka kunjungi. Tentu saja
seminggu di Malaysia tidak sia-sia, karena memang berwisata bukanlah
tujuan utama perjalanan mereka. Pencapaian, pelajaran, hikmah, serta
pengalaman berharga yang mereka dapatkan semoga cukup untuk mengubah
diri menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dibalik riuh cerita tentang berbagai tempat dan pengalaman yang didapat selama LKMA, ada beberapa hal menarik yang selalu berulang setiap hari dan belum sempat diceritakan di reportase-reportase sebelumnya. Mungkin dari sana terlihat bahwa selama seminggu di Malaysia mereka isi dengan bersenang-senang dan bersantai. Sebenarnya, jadwal padat dan kegiatan yang menuntut keseriusanlah yang mereka hadapi tiap harinya.
Selama seminggu di Negri Jiran itu, keseharian mereka selalu di mulai dengan bangun pada pukul 4 pagi waktu Malaysia. Setelah shalat tahajjud, semua dari kami dituntut dalam keadaan siap berangkat, sudah melakukan bersih diri dan merapikan kamar sebelum shubuh. Kami berkumpul di depan gedung asrama Kolej Kesepuluh Tun Ahmad Zaidi (KKTAZ) lalu mengikuti evaluasi dan mengoreksi segala kekurangan yang ada pada hari kemarin.
Di evaluasi ini, terjadi pula pergantian Chief of the Day atau penanggung jawab (PJ) harian. Setiap hari, ditunjuk empat sampai lima orang PJ harian yang berbeda untuk menjadi pemimpin bagi para siswa pada selama satu hari penuh. Ia yang ditandai dengan band captain biru di lengan kirinya, bertugas untuk memimpin evaluasi, briefing dan gladi bersih, memimpin barisan, memimpin pembacaan doa dan al-quran di bis di awal dan selama perjalanan, serta menjadi penanggung jawab atas segala yang terjadi pada hari itu.
Di LKMA ini dimana seluruh siswa benar-benar dilatih untuk menjadi pemimpin, masing-masing orang harus berperan penting dalam kegiatan LKMA. Siswa yang sudah bertugas sebagai presentator, MC, atau reporter sebisa mungkin tidak dijadikan PJ harian. Rotasi PJ harian dilakukan setiap hari, sehingga setiap dari siswa merasakan bagaimana rasanya menjadi pemimpin serta belajar bahwa sesungguhnya memimpin bukan sekadar memberi komando dan instruksi. Praktek kepemimpinana ini juga mengajarkan mereka untuk menjadi pemimpin yang baik.
Setelah shalat shubuh berjamaah di surau KKTAZ dan memastikan bahwa kamar rapih dan tidak ada yang tertinggal, rutinitas harian kami yang kedua adalah briefing yang dilanjutkan dengan gladi bersih presentasi. Dipimpin oleh PJ harian yang terpilih sebelum subuh hari-nya, kami membahas rundown dan rute penjelajahan kami di Malaysia pada satu hari penuh. Lalu tiba saat gladi bersih untuk para presentator dan MC (Master of Ceremony) yang akan mempersembahkan tampilan presentasi dan tayangan film LKMA di tempat yang kami tuju hari itu.
Pada gladi bersih, suasana dibuat seakan-akan mereka ada di depan audience yang sebenarnya di universitas-universitas tujuan. Tak jarang, para presentator dan MC juga baru dipilih pada malam sebelumnya. Mereka pun dituntut untuk siap ditunjuk, disamping juga siap memberikan persembahan terbaik untuk para audience. Setiap hari, teknik dan jumlah presentator pun selalu berbeda. Di tujuan pertama dan kedua yaitu Universiti Putra Malaysia (UPM) dan University of Malaysia (UM) presentasi disampaikan oleh 3 presentator dan 2 MC. Lalu di tujuan ketiga yaitu Komuniti Insan Selangor 6 presentator dan 2 MC menyampaikan presentasi dengan gaya yang berbeda dengan sebelumnya. Dan yang sangat berbeda, di tujuan ke empat yaitu International Islamic University Malaysia (IIUM), presentasi disampaikan dengan teknik semi parade dengan 10 presentator dan 3 MC. Namun karena keterbatasan waktu, di tujuan ke 5 yaitu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur hanya ada 2 presentator dan 1 MC saja yang memandu acara. Di hari terakhir ini pun, MC dirangkap oleh Chief of Delegation yang juga dirotasi setiap hari dari semua Pendamping.
Sesuatu yang tak disangka-sangka pun terjadi. Tak lama setelah usai presentasi di depan pihak manajemen International Student Centre Universiti Malaya, rekan kami mendapat sms dari seorang pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UM. Sms itu berisi permohonan agar mereka berkenan menjadi narasumber diskusi terbatas (FGD) tentang kepemimpinan transformasional yang siang pagi tadi telah mereka presentasikan. Subhanallah, baru kali ini tampaknya, siswa SMA didaulat menjadi narasumber forum diskusi mahasiswa. Sungguh seperti moto ‘the first in the world’ yang selalu disengatkan kepada mereka. Keesokan harinya setelah diskusi itu berlangsung, datang lagi sejumlah sms dari kakak-kakak mahasiswa PPI UM yang mengucapkan tahniah, rasa syukur atas pencerahan yg diterima dari adik siswanya ini. Sungguh, sebuah pencapaian yang makin memotivasi kami untuk bisa berbuat lebih bagi umat.
Semua presentator dan MC memberikan persembahannya dalam banyak bahasa. Bahasa yang paling sering digunakan adalah bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Malaysia (Melayu), dan bahasa Indonesia tentunya. Tetapi beberapa orang yang memiliki kemampuan khusus di bahasa lain seperti Jerman, Korea, serta Jepang pun sempat menyelingi dengan bahasa-bahasa tersebut. Disamping isi presentasinya yang memang mengagumkan, penampilan, teknik presentasi, kemampuan membawa suasana, serta kemampuan berbahasa mereka pun memukau para pendengar di setiap tempat yang mereka kunjungi.
Di akhir hari yang biasa mereka habiskan di atas bis, evaluasi singkat, saran, kritik serta apresiasi pun disampaikan. Tak jarang karena kepadatan agenda mereka, sahut-menyahut pantun pelepas penat dilontarkan. “Bunga mawar bunga melati…”, adalah pantun wajib yang selalu sukses mengocok perut mereka yang lelah setelah seharian beraktifitas. Bukan hanya murid, namun para Pembina pun ikut berpantun bersama di atas bis selama perjalanan, disamping ayat-ayat al-quran dan lagu-lagu nasyid penyemangat yang juga selalu terdengar dari speaker maupun mulut mereka.
Setelah kembali sampai di asrama KKTAZ, beristirahat dan bersih diri sejenak, kegiatan tidak berhenti sampai disitu bagi beberapa orang. Setelah semua agenda pada hari itu terlaksana, yang biasanya baru selesai pada malam hari, beberapa orang yang akan melakukan presentasi pada besok hari pun sibuk berlatih. Begitu pula bagi para anggota tim Dokumentasi dan Publikasi yang sedang mendapat tugas piket. Mereka harus segera menulis reportase harian, mengupload foto dokumentasi dan mengupdatenya di beberapa media seperti blog, Facebook, dan website. Mereka harus merelakan sebagian malam yang digunakan teman-teman lainnya beristirahat, untuk mempublikasikan Day to Day Report yang harus segera di update setiap hari untuk melaporkan apa saja yang kami lakukan selama LKMA.
Padatnya agenda selama seminggu di Malaysia yang tidak banyak diisi dengan bersenang senang dan berwisata melatih berbagai sisi kepemimpinan, managemen, serta kepribadian para peserta. Walaupun lelah, setiap hari mereka lalui dengan bersemangat serta diiringi progress yang selalu baik. Banyak perubahan baik yang terlihat pada masing-masing mereka. Banyak pula yang mengalami ‘lompatan kuantum’ pada dirinya. Semua yang mereka lakukan menuai pujian, decakan kagum, dan doa untuk masa depan mereka. Semua ini bukan hanya tercipta dalam seminggu, melainkan ditanam sejak Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), bahkan saat pertama mereka menginjakkan kaki di SMAIT Insantama, sekolah calon pemimpin.
Semoga tekad yang telah mereka tulis dan tandatangani bersama di hari terakhir di Malaysia bisa mereka penuhi. Semoga semua doa yang terucap oleh orang-orang yang mereka temui tidak hanya menjadi angan-angan. Semoga semua kebiasaan baik yang telah ditanam terus melekat di diri mereka. Semoga segala yang mereka dapatkan selama seminggu di negeri orang ini dapat mengubah mereka menjadi generasi yang cemerlang. Dan semoga mereka, para calon pemimpin dunia dapat mengubah dunia kembali terang benderang dengan Islam dan kecemerlangan para muslim-nya. Insya Allah. [Reported by: salma/ Photos by: Tim Publikasi dan Dokumentasi LKMA 2012]
Dibalik riuh cerita tentang berbagai tempat dan pengalaman yang didapat selama LKMA, ada beberapa hal menarik yang selalu berulang setiap hari dan belum sempat diceritakan di reportase-reportase sebelumnya. Mungkin dari sana terlihat bahwa selama seminggu di Malaysia mereka isi dengan bersenang-senang dan bersantai. Sebenarnya, jadwal padat dan kegiatan yang menuntut keseriusanlah yang mereka hadapi tiap harinya.
Selama seminggu di Negri Jiran itu, keseharian mereka selalu di mulai dengan bangun pada pukul 4 pagi waktu Malaysia. Setelah shalat tahajjud, semua dari kami dituntut dalam keadaan siap berangkat, sudah melakukan bersih diri dan merapikan kamar sebelum shubuh. Kami berkumpul di depan gedung asrama Kolej Kesepuluh Tun Ahmad Zaidi (KKTAZ) lalu mengikuti evaluasi dan mengoreksi segala kekurangan yang ada pada hari kemarin.
Di evaluasi ini, terjadi pula pergantian Chief of the Day atau penanggung jawab (PJ) harian. Setiap hari, ditunjuk empat sampai lima orang PJ harian yang berbeda untuk menjadi pemimpin bagi para siswa pada selama satu hari penuh. Ia yang ditandai dengan band captain biru di lengan kirinya, bertugas untuk memimpin evaluasi, briefing dan gladi bersih, memimpin barisan, memimpin pembacaan doa dan al-quran di bis di awal dan selama perjalanan, serta menjadi penanggung jawab atas segala yang terjadi pada hari itu.
Di LKMA ini dimana seluruh siswa benar-benar dilatih untuk menjadi pemimpin, masing-masing orang harus berperan penting dalam kegiatan LKMA. Siswa yang sudah bertugas sebagai presentator, MC, atau reporter sebisa mungkin tidak dijadikan PJ harian. Rotasi PJ harian dilakukan setiap hari, sehingga setiap dari siswa merasakan bagaimana rasanya menjadi pemimpin serta belajar bahwa sesungguhnya memimpin bukan sekadar memberi komando dan instruksi. Praktek kepemimpinana ini juga mengajarkan mereka untuk menjadi pemimpin yang baik.
Setelah shalat shubuh berjamaah di surau KKTAZ dan memastikan bahwa kamar rapih dan tidak ada yang tertinggal, rutinitas harian kami yang kedua adalah briefing yang dilanjutkan dengan gladi bersih presentasi. Dipimpin oleh PJ harian yang terpilih sebelum subuh hari-nya, kami membahas rundown dan rute penjelajahan kami di Malaysia pada satu hari penuh. Lalu tiba saat gladi bersih untuk para presentator dan MC (Master of Ceremony) yang akan mempersembahkan tampilan presentasi dan tayangan film LKMA di tempat yang kami tuju hari itu.
Pada gladi bersih, suasana dibuat seakan-akan mereka ada di depan audience yang sebenarnya di universitas-universitas tujuan. Tak jarang, para presentator dan MC juga baru dipilih pada malam sebelumnya. Mereka pun dituntut untuk siap ditunjuk, disamping juga siap memberikan persembahan terbaik untuk para audience. Setiap hari, teknik dan jumlah presentator pun selalu berbeda. Di tujuan pertama dan kedua yaitu Universiti Putra Malaysia (UPM) dan University of Malaysia (UM) presentasi disampaikan oleh 3 presentator dan 2 MC. Lalu di tujuan ketiga yaitu Komuniti Insan Selangor 6 presentator dan 2 MC menyampaikan presentasi dengan gaya yang berbeda dengan sebelumnya. Dan yang sangat berbeda, di tujuan ke empat yaitu International Islamic University Malaysia (IIUM), presentasi disampaikan dengan teknik semi parade dengan 10 presentator dan 3 MC. Namun karena keterbatasan waktu, di tujuan ke 5 yaitu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur hanya ada 2 presentator dan 1 MC saja yang memandu acara. Di hari terakhir ini pun, MC dirangkap oleh Chief of Delegation yang juga dirotasi setiap hari dari semua Pendamping.
Sesuatu yang tak disangka-sangka pun terjadi. Tak lama setelah usai presentasi di depan pihak manajemen International Student Centre Universiti Malaya, rekan kami mendapat sms dari seorang pengurus Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) UM. Sms itu berisi permohonan agar mereka berkenan menjadi narasumber diskusi terbatas (FGD) tentang kepemimpinan transformasional yang siang pagi tadi telah mereka presentasikan. Subhanallah, baru kali ini tampaknya, siswa SMA didaulat menjadi narasumber forum diskusi mahasiswa. Sungguh seperti moto ‘the first in the world’ yang selalu disengatkan kepada mereka. Keesokan harinya setelah diskusi itu berlangsung, datang lagi sejumlah sms dari kakak-kakak mahasiswa PPI UM yang mengucapkan tahniah, rasa syukur atas pencerahan yg diterima dari adik siswanya ini. Sungguh, sebuah pencapaian yang makin memotivasi kami untuk bisa berbuat lebih bagi umat.
Semua presentator dan MC memberikan persembahannya dalam banyak bahasa. Bahasa yang paling sering digunakan adalah bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Malaysia (Melayu), dan bahasa Indonesia tentunya. Tetapi beberapa orang yang memiliki kemampuan khusus di bahasa lain seperti Jerman, Korea, serta Jepang pun sempat menyelingi dengan bahasa-bahasa tersebut. Disamping isi presentasinya yang memang mengagumkan, penampilan, teknik presentasi, kemampuan membawa suasana, serta kemampuan berbahasa mereka pun memukau para pendengar di setiap tempat yang mereka kunjungi.
Di akhir hari yang biasa mereka habiskan di atas bis, evaluasi singkat, saran, kritik serta apresiasi pun disampaikan. Tak jarang karena kepadatan agenda mereka, sahut-menyahut pantun pelepas penat dilontarkan. “Bunga mawar bunga melati…”, adalah pantun wajib yang selalu sukses mengocok perut mereka yang lelah setelah seharian beraktifitas. Bukan hanya murid, namun para Pembina pun ikut berpantun bersama di atas bis selama perjalanan, disamping ayat-ayat al-quran dan lagu-lagu nasyid penyemangat yang juga selalu terdengar dari speaker maupun mulut mereka.
Setelah kembali sampai di asrama KKTAZ, beristirahat dan bersih diri sejenak, kegiatan tidak berhenti sampai disitu bagi beberapa orang. Setelah semua agenda pada hari itu terlaksana, yang biasanya baru selesai pada malam hari, beberapa orang yang akan melakukan presentasi pada besok hari pun sibuk berlatih. Begitu pula bagi para anggota tim Dokumentasi dan Publikasi yang sedang mendapat tugas piket. Mereka harus segera menulis reportase harian, mengupload foto dokumentasi dan mengupdatenya di beberapa media seperti blog, Facebook, dan website. Mereka harus merelakan sebagian malam yang digunakan teman-teman lainnya beristirahat, untuk mempublikasikan Day to Day Report yang harus segera di update setiap hari untuk melaporkan apa saja yang kami lakukan selama LKMA.
Padatnya agenda selama seminggu di Malaysia yang tidak banyak diisi dengan bersenang senang dan berwisata melatih berbagai sisi kepemimpinan, managemen, serta kepribadian para peserta. Walaupun lelah, setiap hari mereka lalui dengan bersemangat serta diiringi progress yang selalu baik. Banyak perubahan baik yang terlihat pada masing-masing mereka. Banyak pula yang mengalami ‘lompatan kuantum’ pada dirinya. Semua yang mereka lakukan menuai pujian, decakan kagum, dan doa untuk masa depan mereka. Semua ini bukan hanya tercipta dalam seminggu, melainkan ditanam sejak Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), bahkan saat pertama mereka menginjakkan kaki di SMAIT Insantama, sekolah calon pemimpin.
Semoga tekad yang telah mereka tulis dan tandatangani bersama di hari terakhir di Malaysia bisa mereka penuhi. Semoga semua doa yang terucap oleh orang-orang yang mereka temui tidak hanya menjadi angan-angan. Semoga semua kebiasaan baik yang telah ditanam terus melekat di diri mereka. Semoga segala yang mereka dapatkan selama seminggu di negeri orang ini dapat mengubah mereka menjadi generasi yang cemerlang. Dan semoga mereka, para calon pemimpin dunia dapat mengubah dunia kembali terang benderang dengan Islam dan kecemerlangan para muslim-nya. Insya Allah. [Reported by: salma/ Photos by: Tim Publikasi dan Dokumentasi LKMA 2012]
gua salut banget sama kmu sal :)
BalasHapus