Buat OSIS...

Pada
lanjutin postingan sebelumya, masih tentang OSIS..

bentar lagi serah terima jabatan, dan sekarang kita udah ada di akhir masa kepengurusan. artinya?

LPJ saudara-saudara..

mau diulang sekali lagi?
ya, LPJ!

berani berbuat, berani bertanggung jawab. mau nggak mau, setelah kita berbuat  ngelakuin banyak hal selama menjabat jadi pengurus OSIS, kita harus bertanggung jawab dong? ya, LPJ -laporan pertanggung jawaban- ini jadi bukti kalo kita bertanggung jawab.


warga twitter tau banget gimana stressnya saya selama seminggu ngejain LPJ sekbid Inkres, sampe saya bikin hashtag #stresskarenaLPJ. walaupun sebenernya nggak stress-stress amat, tapi LPJ ini lumayan bisa bikin saya agak miring terbebani. tapi, sebagai ibu peri ketua sekbid yang baik hati bertanggung jawab, akhirnya saya kerjain juga. dan selesai (walaupun masih banyak koreksian -_-) coba bayangin aja, segimana tebelnya LPJ Inkres. yang berhasil saya kerjain aja sekitar 26 halaman, belum lagi kalo udah digabungin sama punya ketua Inkres yang satu lagi. entah dia stress juga atau enggak..

kemarin, karena udah ditagih ngumpulin nuansa dan suasana buat LPJ (yang harusnya udah lewat deadline :p) dan kebetulan belom bikin (atau males?), akhirnya saya buat saat itu juga dan saya kirim lewat sms:

"suka: bisa belajar memimpin dan dipimpin. belajar me-manage acara dan orang-orang. belajar mengkonsep, ngutarain pendapat dan ide-ide. seneng bisa bikin orang seneng dan punya kenangan baik tentang acara kita...

duka: paling nggak suka kalo ada yang berantem dan slek. sedih kalo acara ga berjalan sesuai rencana. LPJ paling ribet dan tebel, sampe kayaknya bisa jadi bantal...


PS. sori curhat :p"
walaupun sedikit, lebih ke curhat dan jauh dari kata puitis (kata ketua OSIS harus puitis soalnya :p), waktu saya baca lagi sms-nya, saya jadi mikir..


jadi pengurus OSIS bikin saya berubah banyak.

di awal penempatan bidang, saya sempet marah-marah. kenapa saya harus dimasukin ke sekbid Minat dan Kreasi, yang kesannya isinya anak-anak kreatif semua? saya nggak cocok disini, saya kreatif darimana-nya sih? apalagi kebetulan saya jadi ketua sekbid akhwatnya. ketua? orang macam saya? ini yang nempatin saya disini siapa sih, mau bikin sekbid ini ancur?

beberapa bulan jalanin dan kurang efektif, akhirnya tatanan pengurus OSIS dirubah. anggota-nya dituker sana-sini, ada juga beberapa ketua yang diganti. tapi saya tetep disitu. dan tetep jadi ketua. sampe sekarang...

walaupun awalnya gak tertarik dan nggak bangga jadi pengurus OSIS -apalagi semua emang wajib jadi OSIS-. tapi sekarang saya baru sadar. kalo nggak gini, saya nggak bakal belajar. saya gak bakal bisa ngomong dan ngeluarin pendapat, ngerasain dan belajar jadi ketua pelaksana acara, caranya mimpin rapat, ribetnya nyiapin acara, bikin proposal, laporan keuangan, rundown, time schedule, dan termasuk juga bikin LPJ...

kerasa deh gimana bedanya saya sekarang. dan itu positif.
dan pasti masih banyak manfaat yang walaupun belum kerasa sekarang, tapi nanti pasti kepake juga...

jadi bersyukur banget ditempatin dan dijadiin ketua sekbid Inkres, kalo di sekbid lain nggak tau deh gimana jadinya...
tapi karena saya rasa hasil kerja saya selama menjabat belum bener-bener maksimal dan belum ngejalanin amanah dengan baik, saya mohon maaf sebesar-besarnyaaa! *gatau ini minta maaf sama siapa*

terakhir, buat semua anak-anak inkres yang dulu maupun yang sekarang, ketua Inkres ikhwan-nya -yang suka dibikin susah dan repot karena gamau nurut-, PJ sekbid Inkres, sekretaris OSIS -yang ngejar-ngejar minta copy-an surat-, bendahara OSIS -yang kita kejar-kejar minta duit :p-, wakil, ketua OSIS, dan semua pengurus OSIS lainnya, saya mohon maaf kalo selama ini banyak salah-salah kata dan perbuatan, baik sengaja maupun enggak...

buat OSIS yang udah bikin banyak orang berubah,
semoga pengurus sekbid Inkres dan pengurus OSIS selanjutnya lebih baik daripada sekarang :)

[salmafadhilah 05.07.2012]

Komentar

Posting Komentar

Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)

Postingan Populer

Gambar

Sekilas Tentang Arsitektur Lanskap

Kadang bingung kalo mau ngejelasin cuma dengan beberapa kata karena waktu yang singkat kalo ada orang yang nanya tentang jurusan yang lagi saya jalanin sekarang. Arsitektur lanskap? Hmm, kadang jawaban yang keluar dari mulut cuma seputar arsitektur pertamanan beserta sedikit penjelasan tentang perbedaannya sama teknik arsitektur atau arsitektur interior, jurusan yang sama-sama ada kata arsitektur di dalamnya.  Bener sih, ilmu Arsitektur Lanskap itu perkembangan lebih lanjut dari ilmu awalnya yaitu Arsitektur Pertamanan. Tapi yang banyak orang pikir; bikin taman? Nyusun-nyusun tanaman di depan halaman rumah? Lah, itu mah nggak usah susah susah belajar jadi Arsitek Lanskap, tukang kebun atau tukang bikin taman pinggir jalan juga bisa! Padahal sebenernya dunia arsitektur lanskap yang belum banyak orang tau ini nggak cuma se-sempit kelihatannya. Nah, berhubung besok pagi saya ujian mata kuliah Daskap alias Dasar-Dasar Arsitektur Lanskap dan baru aja selesai baca abis slide sesi u
Gambar

#DaysInJapan: Totoro Forest

Totoro Forest is a conservation forest located in Sayama Hills, Tokyo, which is categorized as a deciduous broadleaf forest. It name, Totoro, was taken from the main character of the animated movie titled “My Neighbor Totoro” that aired at 1988 by Studio Ghibli. The location of scenes in this movie are actually inspired by actual places in this forest. Hayao Miyazaki, who is the director of that movie, is the owner of the foundation that manage this forest called National Trust of Totoro No Furusato (Totoro Hometown) or simply called Totoro Fund . From the animations he made, we can see that Hayao Miyazaki is very concerned in the environmental conservation issues. That’s why he made this foundation which is named after one of  his animation masterpiece.