Dari zaman kita SD, gak berhenti-berhentinya kita disisispi sama doktrin-doktrin tentang pancasila di mata pelajaran PKn. Di pelajaran ini, kita dituntut buat hafal di luar kepala, tau urutannya, lambangnya, dan semua seluk beluk tentang pancasila. Kita juga harus menjunjung tinggi pancasila yang katanya dasar Negara Indonesia ini. Selama ini yang kita pelajarin, pancasila itu menggambarkan Indonesia banget deh!
Logikanya, kalau sesuatu yang menjadi dasar suatu negara pasti berasal dari negara itu sendiri dong? Tapi tau nggak sih,
sebenernya pancasila itu nggak murni berasal dari Indonesia. Lah, trus darimana?? Bahayanya, dasar negara Indonesia ini juga menganut paham-pahan yang berbahaya juga loh!
Di rapat BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945, Bung Karno bilang dari mulutnya sendiri: ”Saya mengakui, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. di Surabaya, saya dipengaruhi seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran kepada saya, – katanya : jangan berpaham kebangsaan, tetapi berpahamlah rasa kemanusiaan seluruh dunia, jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 1917. akan tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya, ia adalah Dr. Sun Yat Sen ! Di dalam tulisannya “San Min Cu I” atau “The THREE people’s Principles”, saya mendapatkan pelajaran yang membongkar kosmopolitanisme yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh“The THREE people’s Principles” itu. Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah bahwasanya Bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat dengan sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr. Sun Yat Sen,- sampai masuk ke liang kubur.”
Pengaruh sosialis sama nasionalis yang diajarin sama A. Baars dan Dr. Sun Yat Sen yang diterima bung Karno pada tahun 1917 dan 1918 disaat ia menduduki bangku sekolah H.B.S. benar-benar merasuk di pemikiran bung karno. Buktinya, waktu Konprensi Partai Indonesia (partindo) di Mataram pada tahun 1933, bung Karno menyampaikan gagasan tentang marhaennisme, yaitu : Internasionalisme ; Nasionalisme ; Demokrasi : Keadilan sosial. (Endang Saifuddin Anshari MA. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945, Pustaka Bandung 1981, hql 17-19.)
Bukti lainnya, dalam pidato Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 ia menyampaikan: ”Saudara-saudara ! Dasar negara telah saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar…..Namanya bukan Panca Dharma, tetapi….saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa…..namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Kelima sila tadi berurutan sebagai berikut:
(a) Kebangsaan Idonesia;
(b) Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
(c) Mufakat atau domokrasi;
(d) Kesejahteraan sosial;
(e) Ke-Tuhanan.
(Pidato Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 dimuat dalam “20 tahun Indonesia Merdeka” Dep. Penerangan RI. 1965.)
Pokok-pokok dari pancasila diataslah yang akhirnya disempurnakan di tanggal 22 Juni 1945 dan jadi rumusan pancasila yang kita kenal sekarang. Dari sila satu “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa” sampai kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Yang sampai bosen kita pelajarin dari dulu sampai saat ini. Yang entah berhasil atau enggak jadi dasar negara yang hakiki. Hmm, masih diragukan...
Kalo kita perhatiin juga, 4 unsur marhainisme semuanya diambil dari Internasionalisme milik A. Baars dan Nasionalisme, sedangkan Demokrasi serta keadilan sosial (sosialisme) seluruhnya diambil dari San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen. Berarti nampak dengan jelas bahwa Pancasila yang dicetuskan oleh Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945, yang merupakan”Rumus Pancasila I”, sehingga dijadikan Hari Lahirnya Pancasila, berasal dari 3 sumber yaitu:
a) Dari San Min Cu I Dr. Sun Yat Sen (Cina);
b) Dari internasionalisme (kosmopolitanisme A. Baars (Belanda).
c) Dari umat Islam.
So, akhirnya kita bisa simpulkan kalo Pancasila yang dirumuskan 1 juni 1945, bersumber dari: (1) Cina; (2) Belanda; dan (3) Islam. Dengan begitu, pendapat yang menyatakan Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri atau dari peninggalan nenek moyang itu salah besar!
hmm hati-hati ya! Kalo dasarnya sendiri asal ambil dari banyak paham-paham yang berbeda dan nggak semuanya bener, gimana negaranya mau bener? Pantesan Indonesia nggak maju-maju... Ups! [by: athiyah k./salmafadhilah][data source: info-unik-dunia.blogspot.com]
Logikanya, kalau sesuatu yang menjadi dasar suatu negara pasti berasal dari negara itu sendiri dong? Tapi tau nggak sih,
sebenernya pancasila itu nggak murni berasal dari Indonesia. Lah, trus darimana?? Bahayanya, dasar negara Indonesia ini juga menganut paham-pahan yang berbahaya juga loh!
Di rapat BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945, Bung Karno bilang dari mulutnya sendiri: ”Saya mengakui, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. di Surabaya, saya dipengaruhi seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran kepada saya, – katanya : jangan berpaham kebangsaan, tetapi berpahamlah rasa kemanusiaan seluruh dunia, jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 1917. akan tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya, ia adalah Dr. Sun Yat Sen ! Di dalam tulisannya “San Min Cu I” atau “The THREE people’s Principles”, saya mendapatkan pelajaran yang membongkar kosmopolitanisme yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh“The THREE people’s Principles” itu. Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah bahwasanya Bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat dengan sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr. Sun Yat Sen,- sampai masuk ke liang kubur.”
Pengaruh sosialis sama nasionalis yang diajarin sama A. Baars dan Dr. Sun Yat Sen yang diterima bung Karno pada tahun 1917 dan 1918 disaat ia menduduki bangku sekolah H.B.S. benar-benar merasuk di pemikiran bung karno. Buktinya, waktu Konprensi Partai Indonesia (partindo) di Mataram pada tahun 1933, bung Karno menyampaikan gagasan tentang marhaennisme, yaitu : Internasionalisme ; Nasionalisme ; Demokrasi : Keadilan sosial. (Endang Saifuddin Anshari MA. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945, Pustaka Bandung 1981, hql 17-19.)
Bukti lainnya, dalam pidato Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 ia menyampaikan: ”Saudara-saudara ! Dasar negara telah saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar…..Namanya bukan Panca Dharma, tetapi….saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa…..namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Kelima sila tadi berurutan sebagai berikut:
(a) Kebangsaan Idonesia;
(b) Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
(c) Mufakat atau domokrasi;
(d) Kesejahteraan sosial;
(e) Ke-Tuhanan.
(Pidato Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 dimuat dalam “20 tahun Indonesia Merdeka” Dep. Penerangan RI. 1965.)
Pokok-pokok dari pancasila diataslah yang akhirnya disempurnakan di tanggal 22 Juni 1945 dan jadi rumusan pancasila yang kita kenal sekarang. Dari sila satu “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa” sampai kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Yang sampai bosen kita pelajarin dari dulu sampai saat ini. Yang entah berhasil atau enggak jadi dasar negara yang hakiki. Hmm, masih diragukan...
Kalo kita perhatiin juga, 4 unsur marhainisme semuanya diambil dari Internasionalisme milik A. Baars dan Nasionalisme, sedangkan Demokrasi serta keadilan sosial (sosialisme) seluruhnya diambil dari San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen. Berarti nampak dengan jelas bahwa Pancasila yang dicetuskan oleh Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945, yang merupakan”Rumus Pancasila I”, sehingga dijadikan Hari Lahirnya Pancasila, berasal dari 3 sumber yaitu:
a) Dari San Min Cu I Dr. Sun Yat Sen (Cina);
b) Dari internasionalisme (kosmopolitanisme A. Baars (Belanda).
c) Dari umat Islam.
So, akhirnya kita bisa simpulkan kalo Pancasila yang dirumuskan 1 juni 1945, bersumber dari: (1) Cina; (2) Belanda; dan (3) Islam. Dengan begitu, pendapat yang menyatakan Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri atau dari peninggalan nenek moyang itu salah besar!
hmm hati-hati ya! Kalo dasarnya sendiri asal ambil dari banyak paham-paham yang berbeda dan nggak semuanya bener, gimana negaranya mau bener? Pantesan Indonesia nggak maju-maju... Ups! [by: athiyah k./salmafadhilah][data source: info-unik-dunia.blogspot.com]
Komentar
Posting Komentar
Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)