Audiensi LKMA: Met the Enterpreneurs

 Sehabis shalat isya pada malam minggu kemarin (26/05), tugas khusus akan dilakukan oleh tiga teman kami Ajeng, Musleh dan Fadhiilah. Mereka telah bersiap sejak tadi, rapi dengan pakaian batik dan terus mengingat-ingat beberapa poin yang akan mereka sampaikan. Malam ini, mereka akan melanjutkan perjuangan teman-teman mereka sebelumnya dalam mempresentasikan acara besar kami: Latihan Kepemimpinan dan Managemen Akhir (LKMA) yang akan kami laksanakan akhir tahun ini.

Begitu pula dengan Syifa dan Caca yang menjadi MC malam itu. Mereka membuka acara dengan meriah dan bersemangat. Bapak Karebet Widjajakusuma, seperti biasa menjadi moderator dalam audiensi acara yang bertemakan “Studi Komparasi Kepemimpinan Dan Manajemen Ke Malaysia” ini. Hari ini kami akan kedatangan dua tamu yang luar biasa. Kedua tamu spesial kami ini datang jauh-jauh dari Yogyakarta untuk mendengarkan presentasi acara LKMA langsung dari kami.

Adalah Bapak Dikdik Sodikin dan Bapak Ahmad, dua orang kakak beradik yang hebat yang keduanya menjadi orang yang sukses saat ini. Beliau berdua adalah para pengusaha sukses yang ahli dalam bidang bisnis di indonesia. Mereka berdua memiliki banyak usaha dengan banyak cabang di Indonesia. Selain menjadi pengusaha, Bapak Dik Dik juga adalah seorang dosen dan konsultan yang sudah menginjakkan kaki di banyak negara di dunia karena usahanya. Sedangkan kakak dari Bapak Dikdik yaitu Bapak Ahmad juga adalah seorang coacher bisnis. Audiensi kali ini juga dihadiri oleh beberapa pengurus FOSIS (Forum Orangtua Siswa Insantama) diantaranya yaitu Ibu Ainal Mardiaty, dan Ibu Putri Arimurti.

Bagian pertama dari presentasi yaitu latar belakang disampaikan Ajeng dalam bahasa Inggris dengan baik. Selanjutnya, Musleh dengan bahasa Indonesia dan sedikit bahasa inggrisnya melanjutkan dengan bahasa Indonesia, menjelaskan tentang deskripsi acara. Dan terakhir, Fadhilah dengan tak kalah luar biasanya menjelaskan bagian sponsorship dan donatur. Yang berbeda, Fadhiilah menjelaskannya dengan lima bahasa sekaligus yaitu bahasa Inggris, Arab, Malaysia, Indonesia, serta Sunda. Di akhir presentasi mereka bertiga, apresiasi ditunjukkan lewat riuh tepuk tangan untuk presentasi yang mereka bawakan dengan sangat luar biasa.

“Luar biasa! Anak siapa sih ini?... Waktu saya sekolah dulu mana ada yang seperti ini?” Bapak Dikdik menyampaikan kesan pertamanya ini dengan bersemangat. Kemudian, mulai dari saran-saran yang membangun untuk acara kami, bantuan, motivasi besar, hingga seluk beluk tentang ilmu bisnis dan kepengusahaan mereka berikan. Semua yang mereka sampaikan kepada kami membuat kami lebih bersemangat dan termotivasi. Mereka berdua juga sedikit bercerita tentang sejarah mereka, dari yang awalnya menjadi yatim sejak kecil hingga berjuang keras dan sukses seperti ini. Bapak Dikdik dan Bapak Ahmad memberikan banyak hal yang sangat berharga untuk kami ambil malam itu.

Excecution Quotient, atau kecerdasan eksekusi adalah hal yang harus kita miliki. Bapak Dikdik menjelaskan bahwa jika kita hanya tau teori tetapi tidak bisa mengeksekusi -atau bahasa lainnya bertindak- maka tujuan kita tidak akan pernah tercapai. Intinya, keinginan kuat, kecerdasan eksekusi dan keistiqomahan akan mengantarkan kita pada mimpi kita, apapun itu. Tentang kegagalan, jangan takut dan jadikan itu sebagai pelajaran. “Rasulullah juga pernah gagal bukan?” ujarnya.

Di akhir acara, kami dikejutkan dengan nazar dari Bapak Dikdik. Beliau bernazar jika bisnis bernilai besar yang sedang ia usahakan berhasil, maka ia akan membayari kami semua tiket pesawat yang bertotal 120 juta. Kami semua diminta bantuan doa untuk beliau agar bisnis beliau berhasil. Ini membuat kami tambah bersemangat tanpa mengurangi usaha kita dalam mencari dana.

Kemudian acara malam itu ditutup dengan pemberian plakat bagi para tamu. malam itu, tidur kami dihiasi dengan doa, pengharapan, dan semangat yang besar atas suksesnya acara kami ini. insya allah! [reported by: salma photos by: vira and hanum]







Komentar

Postingan Populer

Agar di Kampus Tak Sekadar Kuliah

Hari ‘Kemerdekaan’ Hati

[Book Review] Student Traveler by Kak Annisa Potter