'Kedok' Coklat dalam Valentine

Image source: wallpapersafari.com

Coklat, siapa sih yang nggak suka coklat?

Coklat berasal dari biji kakao yang diolah menjadi berbagai jenis makanan, serta minuman. Siapa yang nggak suka coklat? Saking hebatnya pengaruh coklat, ia sampai menjadi makanan umum yang paling digemari dan dinobatkan jadi rasa paling populer di dunia. Lalu ia bersama bunga mawar serta benda-benda berwarna pink lainnya mendadak jadi hot item pada bulan februari. Kenapa tuh? Hmm, ternyata karena ada perayaan yang dikenal dengan Valentine’s Day yang banyak diperingati setiap tanggal 14.


Valentine, siapa sih yang nggak tau valentine?


Kebanyakan kita pasti udah tau gimana rusaknya valentine kan? Mulai dari asal-usulnya yang nggak jelas dan bukan dari islam, fakta-fakta gelap setiap perayaannya, sampe hukum merayakan valentine yang haram. Tapi, gimana tentang coklat valentine? Pasti kebanyakan masih menganggap kalo yang haram cuma valentine-nya, dan coklatnya sih boleh-boleh aja. Masa sih?


Coklat, apa hubungannya sama valentine?

Nah, ini dia yang harus dicari tau lebih jauh sampai ke akarnya. Apa sih sebenarnya dasar dari keidentikan cokelat dan hari valentine ini? Dan kenapa harus coklat? Kenapa nggak tempe atau balok kayu aja gitu? (kan warna dan bentuknya sama :p) Jangan asal ikut-ikutan, harus diselidiki dulu nih! Oke, let’s see…

Coklat, gimana asal-usulnya?

Tau nggak sih, coklat sudah ditemukan dan dikonsumsi oleh manusia sejak 400 tahun sebelum masehi oleh Suku Maya. Awalnya, coklat adalah minuman (bukan makanan) khusus bangsawan di masa romawi, bahkan saking eksklusifnya ia disebut sebagai makanan para dewa. Biasanya biji kokoa juga digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah.

Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering digunakan sebagai mata uang. Suku Aztec menganggap coklat sebagai makanan para dewa, sedangkan Suku Maya mengaitkan coklat dengan dewa kesuburan. Nahlo?

Coklat, ada zat apa di dalamnya?


Ada efek psikologis yang terjadi saat menikmati cokelat, karena titik leleh lemak kokoa dalam coklat terletak sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Intinya nih, kalo kamu memakan sepotong cokelat, lemak dari cokelat tersebut akan lumer di dalam mulut. Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut yang khas dimulut, riset terakhir dari BBC menyatakan bahwa lelehnya cokelat di dalam mulut meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang sangat kuat, dan juga akan terasa empat kali lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti. (http://www.wikipedia.id/)

Coklat juga mengandung zat yang bernama phenylethylamine dan serotonin. Phenylethylamine dapat menyebabkan perasaan gembira, meningkatkan rasa tertarik dan dapat menimbulkan rasa jatuh cinta bagi yang memakannya. Sedangkan serotonin selanjutnya akan memicu munculnya perasaan nyaman di diri seseorang. Tuh, mulai ngerti kan kenapa coklat yang dipilih sebagai makanan ‘khas’-nya valentine’s day?

Coklat, ada apa dibelakangnya?

Kisah ini diungkap oleh sebuah situs independen Amerika Serikat, Democrazy Now! Situs ini tepat pada tanggal 13 Februari 2004 memuat headline berjudul The Dark Side of Valentine’s Day-Ties Between the Chocolate Industry and Child Slavery (SIsi Gelap Antara Hari Valentine dengan Perbudakan Anak) yang merupakan sebuah artikel hasil wawancara antara jurnalis kawakan Amerika, Amy Goodman dengan Melissa Schweisguth, salah seorang koordinator Exchange Trade Fair.

Intinya, 70% kokoa yang merupakan bahan dasar pembuatan makanan cokelat itu berasal dari Afrika Barat dengan 42%nya berasal dari daerah Pantai Gading. Afrika Barat merupakan penghasil kokoa terbesar dunia, terutama bagi produsen-produsen cokelat seperti M&M atau Mars. Faktanya, terdapat lebih dari 284.000 anak-anak kecil yang dipekerjakan di sana dengan kondisi dan upah yang jauh dari standar minimal! (http://serbaragam.wordpress.com/) Astaghfirullah…

Selain itu, coklat yang beredar di sekitar hari valentine mengandung pesan yang tersembunyi loh! Gak usah jauh-jauh, di beberapa toko di daerah sekitar kita, tersedia coklat edisi khusus valentine yang dijual bebas. Rusaknya, di dalam paket coklat tersebut juga diselipkan kondom dan tiket menginap di villa gratis! Apa coba maksudnya? Nggak bener banget kan?

Coklat, terima atau…?

Jadi, gimana nih kalo kita dapet coklat dari orang yang bermaksud ikut-ikutan dalam budaya rusak valentine?

Gak usah mikir-mikir lagi, TOLAK! Walaupun itu coklat semahal apapun, seenak apapun, dan sebanyak apapun jangan pernah terima! Emang sih, sebenernya coklat itu halal. Tapi kalo udah berkaitan sama valentine yang dasarnya bukan dari islam, otomatis haram! Apalagi kalo udah tau ada pesan apa yang diselipkan para musuh-musuh Islam dibalik coklat dan valentine.

“Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum Muslimin beralih agama menjadi orang Kristen atau Yahudi, tapi cukuplah dengan menjauhkan mereka dari Islam… Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam yang jauh dari Islam, malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, dan orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya…” (Samuel Zwemmer, tokoh Yahudi, dalam pidatonya pada Konferensi Missi di Yerussalem, 1935)

Tuh, kan! Hati-hati, jangan sampai terjebak! [Athiyah.K/salmafadhilah]

Komentar

Posting Komentar

Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)

Postingan Populer

Sekilas Tentang Arsitektur Lanskap

#DaysInJapan: Totoro Forest