My Lovely New Friend

sebagai jurnalis sejati (hesedeeh *fiya mode:on) selain suka baca-membaca dan tulis-menulis, tentunya saya juga suka potret-memotret. potret-memotret? jadul amat istilahnya. kerennya mah fotografi, atau bahasa sundanya photography. ya, saya suka memoto (atau memfoto? atau mepoto? atau? ada usul lain?) dan saya juga suka difoto.

dan kamera adalah alat wajib untuk kegiatan potret-memotret. mau pake apa lagi coba? sendal? ya, semua orang pasti tau.

karena itu, setahun terakhir saya pegang sebuah kamera saku (pocket camera) atau digital camera bermerek olympus 12,1 mp berwana putih . ya, pegang. karena itu bukan punya saya tapi punya ibu saya (ups :p). kamera itu menemani saya mengabadikan momen-momen akhir kelas sembilan. try out uji coba di SMP 6, detik-detik pengumuman, sampai study tour ke Bandung. Hingga momem-momen di kelas sepuluh ini. hingga akhirnya suatu hari sebulan yang lalu..

kamera itu rusak. gawat! padahal kamera itu buka punya saya. dan berarti dengan rusaknya kamera ini, saya telah merusakkan dua buah kamera. dan dua-duanya bukan benar-benar milik saya. untuk kronologis rusaknya, saya tidak mengerti dan tidak usah dibahas.

sekitar sebulan saya gak pegang kamera, gatel juga tangan saya. pengen jepret sana sini, tapi ga ada kamera. mau pake apa? pengen rasanya kamera itu cepet-cepet bener. tapi ternyata susah juga. apalagi setelah itu adik saya dibelikan sebuah kamera digital baru. makin gatel saja tangan saya.

setelah itu, adik saya memperlihatkan sebuah iklan di koran. tentang kamera bemerek kodak yang harganya tidak terlalu mahal. akhirnya saya mau membeli kamera itu dengan syarat, orangtua saya mau membayar setengah dari harga kamera tersebut. dasar anak tidak berperi kemanusiaan, gak pernah mau rugi. ya, memang jedanya terlalu cepat untuk kamera baru, tapi lagi-lagi karena tangan saya terlalu tidak sabaran, akhirnya terbelilah kamera tersebut.


kamera pertama milik saya sendiri, Silver Kodak EasyShare C143 12 MP.

memang bukan kamera canggih, walaupun tergolong standar tapi hasilnya juga bagus. saat temen-temen yang lain udah pake kamera SLR yang hasil gambarnya keren banget itu, saya masih pake kamera digital standar. rada sirik juga si kalo boleh jujur. tapi mungkin saya juga belum butuh. apalagi harganya juga lumayan mahal. kalo saya megang kamera digital aja belom hati-hati, apalagi SLR. kan sayang juga. jadi, saya juga udah seneng banget punya kamera ini. ya, pastinya bersyukur banget.

semoga kamera ini bisa awet di tangan saya, dan bisa saya gunakan sebaik-baiknya.
satu lagi, semoga saya bisa jadi fotografer yang handal. haha amiin :)

when i stuck with the camera. captured by: sobrina

be my lovely friend, help me capture every unforgettable memories! 

Komentar

Postingan Populer

Sekilas Tentang Arsitektur Lanskap

Belajar Apa di Arsitektur Lanskap IPB? #3

SDIT insantama, SD TER- yang paling TOP