Kriing, Hiihihihihii! Nahlo? (Kriing Part #3)

Pada
kembali lagi bersama kami di Kriing Part #3!

haha, ternyata nyampe part #3 juga. tapi buat yang udah bosen ngebahas tentang telpon yang nggak penting penting amat buat di bahas, ya dipersilahkan untuk meninggalkan tempat. pokoknya intinya saya nggak maksa buat ngebaca kok. hehe. lagian nulisnya juga cuma iseng doang. buat seneng-seneng kita doang. tapi buat yang mau baca, saya ucapkan terimakasih banyak! dan dijamin anda tidak akan kecewa membaca tulisan ini. hehe (pede > ngarep)

nah, kali ini saya akan kembali menceritakan tentang sang telepon kita tercinta (semoga nggak ngadat lagi gara-gara tau diomongin). tapi bukan kaya kematren yang nggak terstruktur (halah). jadi kalo kemaren saya cerita dari satu kejadian ke kejadian lain, fakta satu ke fakta lain, eh nyampenya malah nyasar-nyasar ga tau kemana arahnya. jadi tambah ngaco. ya kan?
tapi kalo sekarang saya mau cerita khusus spesial (pake telor) tentang satu kejadian yang bersangkutan tentang si telpon itu.

ok, lets cekidot!

begini ceritanya,
pada suatu hari pas kita lagi ngobrol-ngobrol (seperti biasa, pasti ricuh) di pojok kamar aisyah, lagi asyik asyik nih. entah saya lupa ngomongin apa (yang jelas bukan ngomongin kamu, iya kamu yang baca!) yang jelas kita ketawa-ketiwi sampe tiba tiba bu uun dateng, masuk ke kamar terus nyamperin kita.

(bu: bu uun; vl: kita-kita > lah ko ga nyambung singkatannya? biarkan)
bu : tadi siapa yang terakhir make telpon?
vl : (bingung, orang dari tadi kita ribut + kalang kabut di dalem kamar aja.)
bu : soalnya tadi ibu ngangkat telpon di kantor, ga ada yang ngomong. cuma ketawa.
vl : hah? ketawa gimana bu?
bu : iya, cuma... hiihihhihih. gitu doang
vl : (lah? mule rada horor nih. mule mikir yang enggak-enggak) ketawanya kaya gimana? kaya kuntilanak gak bu?
bu : sampe anak ikhwan yang ada di sekitar situ pada bilang, mau di bantuin telpon balik ngga bu? (hayo, sampe anak ikhwan ikutan kesel coba.) oh iya, tadi siapa yang pake telpon terakhir?
vl : siapa ya bu, kayaknya anak aisyah gak ada ynag make telpon deh.
bu : terus siapa dong?
vl : oh iya, tadi kayaknya ozy pake telpon deh.
bu : ya udah coba aja tanyain.

anak yang diutus (?) buat nanya ke ozy di kamar sebelah tiba-tiba dateng sambil bawa seseorang.

vl : RIVAAAAAAAAAAAAAAA! kamu yang tadi katanya nelpon ketwa-tawa ya??
rv : hehehehe (dengan tampang tak berdosa) maaf buu, tadi saya kira yang ngangkat itu fadhiilah.
bu : ya Allah rivaa, berarti kamu emang niat iseng ya? coba kalo yang ngangkat bukan saya, bakal marah-marah itu yang ngangkat.
rv : heeeeheheheeh maaf buu (masih dengan wajah tak berdosa -_-)


segitu aja.
(nulis udah lama tapi baru di post, bingung, jelek)

Komentar

Posting Komentar

Comments are welcomed! Siapa tahu pertanyaan kamu sudah pernah dijawab, jangan lupa cek dulu pertanyaan yang sering ditanya di Jawaban Pertanyaan Umum/Frequetly Asked Questions (FAQ) ya! Jangan lupa juga centang kotak "notify me"/"beritahu saya" supaya ada notification jika pertanyaannya sudah dijawab. Terimakasih :)

Postingan Populer

Gambar

Sekilas Tentang Arsitektur Lanskap

Kadang bingung kalo mau ngejelasin cuma dengan beberapa kata karena waktu yang singkat kalo ada orang yang nanya tentang jurusan yang lagi saya jalanin sekarang. Arsitektur lanskap? Hmm, kadang jawaban yang keluar dari mulut cuma seputar arsitektur pertamanan beserta sedikit penjelasan tentang perbedaannya sama teknik arsitektur atau arsitektur interior, jurusan yang sama-sama ada kata arsitektur di dalamnya.  Bener sih, ilmu Arsitektur Lanskap itu perkembangan lebih lanjut dari ilmu awalnya yaitu Arsitektur Pertamanan. Tapi yang banyak orang pikir; bikin taman? Nyusun-nyusun tanaman di depan halaman rumah? Lah, itu mah nggak usah susah susah belajar jadi Arsitek Lanskap, tukang kebun atau tukang bikin taman pinggir jalan juga bisa! Padahal sebenernya dunia arsitektur lanskap yang belum banyak orang tau ini nggak cuma se-sempit kelihatannya. Nah, berhubung besok pagi saya ujian mata kuliah Daskap alias Dasar-Dasar Arsitektur Lanskap dan baru aja selesai baca abis slide sesi u
Gambar

#DaysInJapan: Totoro Forest

Totoro Forest is a conservation forest located in Sayama Hills, Tokyo, which is categorized as a deciduous broadleaf forest. It name, Totoro, was taken from the main character of the animated movie titled “My Neighbor Totoro” that aired at 1988 by Studio Ghibli. The location of scenes in this movie are actually inspired by actual places in this forest. Hayao Miyazaki, who is the director of that movie, is the owner of the foundation that manage this forest called National Trust of Totoro No Furusato (Totoro Hometown) or simply called Totoro Fund . From the animations he made, we can see that Hayao Miyazaki is very concerned in the environmental conservation issues. That’s why he made this foundation which is named after one of  his animation masterpiece.