Tadriib Al-Qiyadah Al-Asaasiyah : LDK ala Kita


Saat ini dunia sedang membutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, karena mayoritas pemimpin zaman sekarang tidak bisa memimpin orang di sekitarnya secara baik. Dan salah satu misi SMAIT Insantama adalah menjadikan murid-muridnya sebagai seorang pemimpin. Untuk melatih rasa kepemimpinan itu, kami siswa-siswi SMAIT Insantama mengikuti kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) atau Tadriib Al-Qiyadah Al-Asaasiyah (Riayah) dengan Ust. Muhammad Karebet Widjajakusuma sebagai pembimbing kami.

Beberapa waktu lalu saat kami kembali dari libur Idul Fitri, kami diberi informasi oleh Ust. Karebet bahwa kami akan melaksanakan LDK pada tanggal 6-7 Oktober 2010. Tepatnya dua minggu setelah kami kembali dari liburan. Bentuknya dengan berjalan kaki dari Bogor ke Cianjur dengan latihan-latihan kepemimpinan di setiap pos-nya yang berada di 7 tempat berbeda. Kemudian dua orang ikhwan melakukan gladi bersih dengan melakukan perjalanan seperti yang akan dilakukan saat LDK, untuk mengetahui tingkat kekuatan peserta dan waktu tempuh yang dibutuhkan.

Kemudian pada hari sabtu depannya, kami mengadakan rapat kedua yang membahas hasil dari gladi bersih LDK dan sistematika pelaksanannya secara jelas. Disitu diketahui bahwa dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 16.220.000; dan tugas pertama kami sebagai peserta adalah mencari dana tersebut. Bisa dengan mencari donasi, sponsor, atau bekerja, yang penting dana bisa terkumpul sebelum hari-H dengan cara yang halal dan tanpa bantuan orang tua. Kemudian pada hari itu juga kami para akhwat berpencar untuk melakukan usaha pertama kami dalam mencari dana.

Namun karena persiapan yang kurang matang dan rencana yang tidak jelas, akhirnya mayoritas dari kami yang berpencar hari itu tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Ada yang tidak dapat pekerjaan dan ditolak saat meminta donasi atau kerjasama sponsorship. Itu semua disebabkan oleh perencanaan yang kurang dan proposal yang belum kami buat. Padahal seharusnya itu menjadi sesuatu yang paling penting dalam membuat suatu acara. Karena itu kami dianggap kurang serius sehingga mendapat tolakan dari perusahaan-perusahaan yang kami minta kerjasamanya. Selain itu karena kami para akhwat kurang koordinasi dengan ikhwan, maka ada beberapa tempat yang hampir didatangi dua kali oleh kami. Itu menjadi pelajaran bagi kami, jangan gegabah dalam melakukan semua hal.

Dan kami mulai semuanya dari awal dengan lebih hati-hati. Kami susun proposal dengan matang, kami perjelas masalah sponsorship, dan kami hitung ulang dana yang dibutuhkan. Akhirnya kami menemukan angka Rp 20.243.000; karena angka sebelumnya belum mencakup biaya operasional seperti penggandaan proposal, pulsa, transport, dan kebutuhan kesekertariatan lain. Kemudian setelah dinilai matang, kami lanjutkan usaha pencarian dana kami.

Selain melakukan pencarian dana, kami juga melakukan persiapan fisik untuk menghadapi jalan yang berkilometer jauhnya itu. Setiap pagi selama seminggu kami berlari memutari lapangan berkali-kali, kemudian melakukan olahraga seperti bulu tangkis, skipping, basket, dan tifan. Itu semua agar fisik kami kuat dalam menjalani LDK yang menuntut ketahanan fisik.

Setelah melakukan pencarian dana selama 1 minggu, kami mendapatkan dana sebesar kurang lebih Rp 14.000.000;. Secara perhitungan, kami tidak mendapatkan dana sesuai nilai yang ditargetkan. Namun dalam rapat terakhir kami yaitu 4 hari sebelum hari-H, kami menghitung kembali dana yang dibutuhkan. Karena beberapa sponsor dan donatur menyalurkan partisipasi mereka melalui barang, maka beberapa kebutuhan tidak perlu lagi kami beli. Akhirnya setelah dihitung-hitung, dana yang benar-benar kami butuhkan adalah sekitar Rp 13.000.000; dan secara perhitungan dana yang kami butuhkan telah terpenuhi. Kemudian sehari sebelum hari yang ditentukan, hal terakhir yang harus kami lakukan adalah melakukan pengecekan barang dan pembentukan kelompok. Kemudian kami beristirahat agar besok kami dapat melaksanakan kegiatan yang telah kami susun jauh-jauh hari itu dengan baik.

Pada hari yang telah kami tunggu-tunggu, kami bangun pada pukul 03.00 pagi dan langsung mandi dan bersiap-siap. Setelah shalat shubuh, kami dikumpulkan di aula yang merupakan pos pertama. Di aula, kami di suruh memakan dua butir telur rebus dan sebotol air mineral yang tidak boleh habis sebelum sampai di pos ke 5. Kemudian kami memulai acara kami dengan bismillah.

Untuk mencapai pos 2, kami harus berjalan ke jalan raya kemudian menaiki angkot ke komplek perumahan Villa Indah Pajajaran. Setelah sampai di depan komplek, kami berjalan masuk ke dalam menuju tempat yang dijadikan sebagai pos 2 yaitu rumah kediaman Bapak Rokhmin Dahuri. Namun saat itu Bapak Rokhmin tidak ada di tempat karena ada urusan lain yang harus beliau kerjakan. Dan kami hanya bisa bertemu dengan istri beliau yaitu Ibu Evi.

Bapak Rokhmin adalah seorang mantan menteri perikanan yang pernah ditahan selama 3 tahun di Bareskrim dan LP Cipinang karena terkena fitnah. Beliau dituduh memakai secara pribadi uang rakyat. Padahal sebenarnya beliau hanya mencatat berapa dana yang keluar dan masuk kas negara, tak ada sepeserpun hak orang lain yang masuk kantong beliau. Tapi beliau dan keluarga tidak merasa bersalah sedikitpun, karena semua yang di tuduhkan tidak benar. Pelajaran yang dapat kita ambil adalah, jangan takut jika kita tidak melakukan kesalahan dan jangan takut melakukan kebaikan. Dan pada akhir pertemuan kami di sana, kami menelepon beliau dan beliau memberikan pesan-pesannya kepada kami.

Dari pos 2, kami menuju pos 3 dengan berjalan kaki secara penuh. Di perjalanan kami mendapatkan tugas yaitu menghitung jumlah tempat usaha menengah ke bawah di sepanjang jalan. Di tengah tengah perjalanan, kami berhenti di pos bayangan untuk beristirahat sejenak. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami sampai di pos 3 yaitu Sentra Karya Indah (SKI) Tajur saat matahari sedang terik. SKI Tajur adalah tempat penjualan tas dan sepatu yang diresmikan pada tanggal 22 Februari tahun 2002. Tempat ini mempunyai luas sebesar 2 hektar. Disana kami perkelompok berpencar untuk menyelesaikan 3 tugas yaitu menaksir jumlah ikan yang ada di kolam, mencari kekurangan dan kelebihan SKI, dan laporan jumlah usaha menengah ke bawah di sepanjang jalan. Kemudian stelah semua selesai, kami melanjutkan kembali perjalanan kami ke pos selanjutnya.

Pos ke 4 adalah Bendung Katulampa yang melewati 3 kota yaitu Bogor, Depok dan Jakarta. Di sana kami menemui penjaga bendung tersebut yaitu Bapak Andi Sudirman yang telah berjaga selama 24 tahun. Beliau menjelaskan bahwa Bendung Katulampa memonitori 14 anak sungai, memiliki panjang 114 m dan tinggi 8 m. Bendung ini mengatur air yang mengalir dari Bogor ke Jakarta. Maka setiap Jakarta terendam banjir, pasti Bendung Katulampa yang di sebut-sebut. Dulu, bendung ini tidak secepat sekarang dalam pengoprasiannya. Namun sekarang semua telah menjadi mudah karena alat-alat yang mulai canggih. Setelah mendengarkan sejarah tentang Bendung Katulampa dan beristirahat, kami kembali berjalan ke pos ke 5 yang berjarak 20 km dari pos 4.

Perjalanan ke pos 5 tidak kami tempuh dengan berjalan kaki secara penuh. Awalnya kami tempuh dengan berjalan kaki melewati pinggir jalan tol, kemudian kami berhenti di rest area untuk makan siang dan beristirahat sejenak. Setelah itu kami kembali berjalan sampai tiba di pos bayangan selanjutnya, yaitu sebuah masjid kecil untuk melakukan shalat. Lalu barulah kami lanjutkan perjalanan kami kembali dengan kendaraan. Pada saat itu keadaan sedang hujan, sehingga saat kami turun dari kendaraan di depan jalan masuk ke pos 5 kami harus memakai jas hujan. Dan berjalan di tengah hujan dengan jas hujan warna warni terasa menyenangkan, sehingga tidak terasa kami telah sampai ke pos 3 yaitu stasiun radio Wadi FM.

Di sana, pendiri Wadi FM yaitu Habib Baghir telah menunggu kami. Beliau bercerita bahwa radio ini didirikan pada tahun 2005 karena beliau menginginkan adanya stasiun radio yang menjadi sarana dakwah, tidak seperti radio-radio sekarang yang hanya memutar lagu-lagu dan acara yang tidak bermanfaat. Itu juga yang membuat beliau menamai radio ini dengan nama Wadi FM, karena beliau ingin agar radio ini bisa menjadi Wadah Dakwah Islam. Setelah sesi tanya jawab dengan beliau, kami dipersilahkan melihat studio siaran di lantai 2 yang tidak terlalu besar tetapi rapih, sehingga terlihat nyaman. Ditambah lagi dengan kaca yang mengelilingi ruang siaran mereka, yang membuat pemandangan indah di sekitar sana terlihat jelas. Namun sayangnya pada saat itu listrik sedang mati sehingga kami tidak dapat melakukan wawancara dan siaran langsung oleh Wadi FM sesuai yang direncanakan sebelumnya. Setelah melakukan shalat ashar, kami kembali berjalan ke jalan besar dengan jas hujan kami. Lalu kemudian dilanjutkan dengan menaiki kendaraan sampai di pos selanjutnya yaitu pos 6.

Pos ke 6 terletak di Masjid At-Ta’awun. Saat kami sampai, hari telah beranjak malam dan udara terasa begitu dingin. Kami menunaikan shalat kemudian kelompok dibagi menjadi dua untuk melakukan tugas yang berbeda, yaitu sebagian mewawancarai pengurus masjid untuk menanyakan tentang visi-misi At-Ta’awun, dan sebagian lain mencari persamaan dan perbedaan dari pos 2, 3, dan 4. Setelah itu kami semua makan kornet agar badan kita merasa hangat. Dan kami para akhwat kembali ke kendaraan sedangkan ikhwan berjalan kaki. Kami akan melanjutkan perjalanan ke pos terakhir di cianjur. Namun belum sampai di pos terakhir, kami telah berhenti di pinggir jalan untuk menunggu ikhwan yang berjalan karena tuan rumah menginginkan kami sampai dalam waktu yang bersamaan. Tak lama kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan.

Karena hampir semua dari kami tertidur, maka tidak terasa kami telah sampai di tujuan akhir, yaitu Pesantren Enterpreneur Miftahul Falah Cianjur. Sesampainya di sana, kami makan malam. Makanan yang disediakan oleh pesantren terasa berbeda dengan yang kami makan dalam satu hari itu. Karena hari itu kami hanya makan telur rebus, roti, apel, permen, kornet, minum air mineral, dan di tambah satu kali makan siang. Lalu setelah makan, kami beres-beres tempat untuk tidur, kemudian beristirahat dan tidur.

Pada pagi harinya, kami shalat shubuh lalu menuju masjid. Di masjid, kami bertemu dengan pimpinan pesantren yaitu Ust. Bashir. Beliau menjelaskan tentang pesantren yang baru meluluskan satu angkatan ini. Pesantren Miftahul Falah adalah sebuah pesantren setingkat perguruan tinggi yang memiliki kurikulum pertanian. Siswa disana diajarkan ilmu pertanian serta ilmu kewirausahaan, dan yang paling penting ilmu keislaman. Setelah selesai menjelaskan, kami berjalan melewati pematang sawah menuju puncak bukit. Perjalanan pagi itu amat menyenangkan, karena pemandangan bukit sangat indah. Di perjalanan beberapa orang dari kami sesekali jatuh terpeleset di pematang sawah yang licin. Setelah sampai di puncak bukit, kami berfoto bersama. Dan kemudian kembali ke masjid untuk sarapan. Setelah sarapan, kami diberi waktu untuk mandi lalu kembali ke masjid. Lalu kami kembali diberi tugas yaitu mewawancarai masyarakat, santri, dan pimpinan tentang pesantren ini, kemudian mempresentasikannya.

Saat hari telah siang, kami shalat dzuhur kemudian merapihkan semua bawaan kami. Lalu kami diberi tugas untuk menyusun tas-tas kami menjadi sebuah menara, setelah itu menulis kesan-pesan seputar acara ini. Kemudian tibalah waktu kami untuk pulang. Setelah makan siang, makan kelapa muda, dan berfoto bersama, kami menaiki angkutan umum menuju terminal Cianjur. Sampai di terminal Cianjur, kami shalat lalu mencari bus untuk menuju Bogor. Sambil menunggu bus, kami para akhwat berfoto di tempat tunggu bus sampai bus yang di tunggu tiba. Saat bus yang ditunggu telah datang, kami memasuki bus dan berangkat menuju Bogor.

Di perjalanan, kebanyakan dari kami tertidur karena kelelahan. Di tengah perjalanan saat hari sudah gelap, tiba-tiba terdengar suara keras dan tidak lama kemudian tercium bau ban terbakar. Bus berhenti di pinggir jalan dan beberapa orang mulai turun. Ternyata salah satu ban bus tersebut pecah, dan langsung diganti secepatnya. Setelah selesai kami kembali naik ke bus dan melanjutkan perjalanan pulang.

Kami tiba di depan yonif sekitar jam sembilan malam. Kami turun dari bis di jalan raya dan menuju sekolah dengan berjalan kaki. Sampai di sekolah, adik-adik kelas kami di SMP keluar menuju lapangan tempat kita berbaris. Setelah kami selesai berbaris, Ust. Karebet menyuruh mereka membawakan tas kami ke kamar. Dan akhirnya setelah lelah berjalan sekitar 45 km jauhnya kami makan malam dan beristirahat.

Pada pagi harinya kami diliburkan dari kegiatan belajar di pesantren dan sekolah. Di hari itu, kami bebas beristirahat untuk melepas lelah setelah melakuan kegiatan yang melelahkan kemarin. Kita telah berhasil menaklukkan Cianjur, tetapi kita tidak boleh bersantai-santai karena perjuangan belum selesai. Empat hari lagi yaitu pada tanggal 11 Oktober 2010 kami akan menghadapi ujian tengan semester selama seminggu. Maka setelah ini kami harus belajar bersungguh-sungguh agar mencapai nilai yang memuaskan. Selain itu, kami juga menunggu status kelulusan LDK yang baru diumumkan minggu depan setelah UTS selesai.

Hari sabtu, setelah seminggu UTS kami lalui, Ust. Karebet mengumumkan siapa saja yang lulus dari LDK. Ternyata semua peserta lulus kecuali 2 orang ikhwan yang terkena kasus pelanggaran berat. Kategori kelulusan adalah usaha, sikap, dan ketangguhan yang ditunjukkan pada sebelum LDK, saat LDK, dan setelah LDK. Peserta yang lulus diberi tanda kelulusan berupa sebuah bet yang akan di pasang di jas alamamater kami. 5 orang dari kami yang menjadi peserta terbaik karena ketangguhannya diberi penghargaan, sedangkan 27 orang peraih poin tertinggi dipercaya menjadi kandidat pengurus OSIS yang selanjutnya akan disaring kembali. Dan sebelum hari pemilihan, 27 orang tersebut diberi tugas untuk menulis sebuah essai tentang kegiatan LDK ini.

Kegiatan LDK yang kami adakan sangat berbeda dengan kegiatan LDK di sekolah lain. Kegiatan kami tidak mengandung senioritas dan pemberian tugas-tugas yang tidak bermanfaat. LDK ini murni untuk membentuk jiwa kepemimpinan kami. Disini kami dapat belajar tentang kerjasama tim, kemampuan memimpin, ketahanan fisik, pengendalian emosi, kemandirian, kemampuan memecahkan masalah, komunikasi, pengambilan keputusan dan perencanaan. Jadi kegiatan ini pasti bermanfaat untuk kami sebagai calon pemimpin-pemimpin masa depan.

Semoga kegiatan ini membawa perubahan baik bagi kami para peserta, dan semoga kegiatan LDK selanjutnya akan lebih baik dan bermanfaat. Masih banyak misi-misi lain yang harus diselesaikan. ALLAHU AKBAR !!!



tugas essay pasca LDK, postingan lanjutanku tentang LDK
purely made by salmafadhilah :)


originally posted at: http://salmafadhilah.multiply.com/

Komentar

Postingan Populer

Sekilas Tentang Arsitektur Lanskap

Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) IPB 50

Moony Scribbler